JAKARTA, KOMPAS.com - Calon tunggal Kapolri Komjen Pol Tito Karnavian mengklarifikasi soal laporan yang menyebutkan bahwa ia menerima suap dari Aiptu Labora Sitorus.
Ia membantah telah menerima uang dari Labora.
Namun, kata Tito, ia mencopot Kapolres Raja Ampat saat itu yang mencoba menyuapnya agar dimutasi menjadi Kapolres Sorong.
Saat itu, Tito menjabat sebagai Kapolda Papua.
Uang dari mantan Kapolres itu memang berasal dari Labora.
(Baca: F-PKS Minta Tito Klarifikasi Isu Uang dari Labora Sitorus)
"Yang bersangkutan (Labora) beri uang ke Kapolres karena pinjam uang untuk urus jadi Kapolres Sorong. Tapi tidak pernah diberikan ke saya," ujar Tito, dalam uji kelayakan dan kepatutan calon Kapolri, di Ruang Rapat Komisi III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/6/2016).
Tito mengatakan, ia melarang Kapolres manapun untuk memberikan sesuatu dalam bentuk apapun kepadanya.
Jika nekat memberi barang atau uang dengan maksud tertentu, ia menegaskan, akan mencopot pejabat tersebut. Hal itu yang dilakukan Tito terhadap Kapolres Raja Ampat tersebut.
Pencopotan itu dilakukan setelah ia memeriksa dan ada pengakuan dari yang bersangkutan.
"Ada itikad buruk itu. Jangankan jadi Kapolres Sorong, saya copot jadi staf di Polda bagian perawatan," ujar Tito.
Laporan demi laporan terkait Labora selalu ditindaklanjuti oleh Polda Papua dan Polri. Tito mengatakan, pernah ada informasi Labora mengalirkan dana ke 17 rekening anggota Polri.
Seluruh anggota tersebut langsung diperiksa Divisi Propam Polri dan dikenakan sanksi berupa demosi atau mutasi ke satuan lain.
Ada informasi juga Labora memberikan uang kepada Kapolda Papua pada Maret, Agustus, dan November 2013. Saat itu, Tito belum menjabat sebagai Kapolda Papua.
"Saya jadi Kapolda sejak September 2013 sehingga yang bulan Maret dan Agustus saya tidak tahu karena bukan jabatan saya," kata Tito.