Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemunculan Simbol Palu Arit, Ketakutan yang Berlebihan

Kompas.com - 29/05/2016, 20:29 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat diminta tak terlalu membesar-besarkan kemunculan atribut-atribut berbau komunisme. Isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) dianggap berlebihan karena komunisme sebenarnya sudah runtuh dan tak mungkin eksis kembali.

"Anggapan ada komunis gaya baru. Menurut saya, itu ketakutan berlebihan. Masalah kita adalah ketidakadilan. Itu adalah masalah dunia global saat ini," kata Rohaniwan sekaligus Pengamat Sosial Benny Susetyo seusai mengisi acara di bilangan Cikini, Jakarta, Minggu (29/5/2016).

Simbol palu arit yang dianggap sebagai simbol komunisme belakangan banyak ditindak oleh aparat penegak hukum.

Benny menyebutkan, Paus Fransiskus pun dihadiahi barang dengan simbol palu arit. Namun, hal tersebut tak dipermasalahkan karena palu arit memiliki arti yang berbeda.

"Artinya beda. Ketika Bapa suci dihadiahi itu ya simbolnya para buruh yang memperjuangkan keadilan," ujar dia.

(Baca: Gambar Palu Arit, Kuntilanak yang Mencederai Akal Sehat Kita)

Hal senada diungkapkan Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), Imam Aziz yang menyayangkan masih ada oknum-oknum yang memprovokasi atau menghembuskan informasi yang salah tentang PKI, terutama di tingkat akar rumput.

Berhembusnya isu-isu kebangkitan PKI, menurut dia, akan mengulang pola-pola lama yang merugikan masyarakat.

Imam juga menyayangkan reformasi yang masih "setengah jalan" di Indonesia. Misalnya, fenomena penolakan resmi maupun tidak resmi oknum-oknum terkait rencana pemerintah mengungkapkan penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu.

"Institusi apa pun harus tunduk pada konstitusi dan tunduk pada aspirasi rakyat. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk menolak rencana pemerintah dalam upaya-upaya penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu," kata Imam.

(Baca: Pakai Kaus Palu Arit, Seorang Pemuda Magelang Diwajibkan Apel oleh Polisi)

Penindakan terhadap pihak-pihak yang memunculkan simbol berbau komunisme masih dilakukan oleh aparat hukum. Seperti kejadian di Magelang, Jawa Tengah.

Polisi mengamankan seorang pemuda, KDA (27), warga Desa Pucungrejo, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, karena diduga mengenakan kaus berlambang palu dan arit.

Anggota polisi dari Polsek Muntilan yang saat itu sedang melakukan patroli melihat pemuda tersebut memakai kaus hitam kombinasi putih dengan gambar palu dan arit serta bertulisankan "Broken Thirteen".

Kepala Polres Magelang AKBP Zain Dwi Nugroho membenarkan bahwa anggotanya telah mengamankan KDA setelah diketahui mengenakan kaos bergambar mirip lambang partai terlarang itu.

(Baca: LBH Jakarta: Tidak Ada Dasar Hukum Penangkapan Orang Pakai Kaus Palu Arit )

Penindakan lainnya dilakukan di Kecamatan Binjai Timur, Kota Binjai, Sumatera Utara. Seorang warga diamankan personel Kodim 0203 Langkat, Serma Irwan Subu, anggota Babinsa Koramil 17 Binjai Timur, saat melintas di Jalan Bejomuna, Kelurahan Dataran Tinggi, Kecamatan Binjai Timur.

Warga bernama Partumpuan Aritonang itu diamankan karena mengenakan kaus merah bergambar palu arit pemberian kakak kandungnya.

Kompas TV Hati-Hati Pakai Atribut Palu Arit!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Diisi Petinggi Gerindra, Dasco: Itu Hak Presiden Terpilih

Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Diisi Petinggi Gerindra, Dasco: Itu Hak Presiden Terpilih

Nasional
Pertiwi Pertamina Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan dan Kesejahteraan Holistik Pekerja Pertamina

Pertiwi Pertamina Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan dan Kesejahteraan Holistik Pekerja Pertamina

Nasional
Fraksi PDI-P Usul Pasal TNI Bisa Pensiun Usia 65 Tahun Dikaji Ulang

Fraksi PDI-P Usul Pasal TNI Bisa Pensiun Usia 65 Tahun Dikaji Ulang

Nasional
Gunung Ibu di Halmahera Kembali Meletus, Abu Vulkanik Tertiup ke Pengungsian Warga

Gunung Ibu di Halmahera Kembali Meletus, Abu Vulkanik Tertiup ke Pengungsian Warga

Nasional
Prabowo Sebut Indonesia Siap Evakuasi dan Rawat hingga 1.000 Warga Palestina di RS Indonesia

Prabowo Sebut Indonesia Siap Evakuasi dan Rawat hingga 1.000 Warga Palestina di RS Indonesia

Nasional
Anggota Komisi I DPR Yakin RUU TNI Tak Bangkitkan Dwifungsi ABRI

Anggota Komisi I DPR Yakin RUU TNI Tak Bangkitkan Dwifungsi ABRI

Nasional
Bertemu Menhan AS, Prabowo: Saya Apresiasi Dukungan AS Dalam Modernisasi Alutsista TNI

Bertemu Menhan AS, Prabowo: Saya Apresiasi Dukungan AS Dalam Modernisasi Alutsista TNI

Nasional
Bertemu Zelensky, Prabowo Bahas Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza

Bertemu Zelensky, Prabowo Bahas Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza

Nasional
Keluarga Besar Sigar Djojohadikusumo Gelar Syukuran Terpilihnya Prabowo Presiden RI di Langowan

Keluarga Besar Sigar Djojohadikusumo Gelar Syukuran Terpilihnya Prabowo Presiden RI di Langowan

Nasional
Banyak Keterlambatan, Ketepatan Penerbangan Jemaah Haji Baru 86,99 Persen

Banyak Keterlambatan, Ketepatan Penerbangan Jemaah Haji Baru 86,99 Persen

Nasional
Kemenhub Catat 48 Keterlambatan Penerbangan Jemaah Haji, Paling Banyak Garuda Indonesia

Kemenhub Catat 48 Keterlambatan Penerbangan Jemaah Haji, Paling Banyak Garuda Indonesia

Nasional
PSI: Putusan MA Tak Ada Kaitannya dengan PSI maupun Mas Kaesang

PSI: Putusan MA Tak Ada Kaitannya dengan PSI maupun Mas Kaesang

Nasional
Kunker ke Sichuan, Puan Dorong Peningkatan Kerja Sama RI-RRC

Kunker ke Sichuan, Puan Dorong Peningkatan Kerja Sama RI-RRC

Nasional
Jokowi Beri Ormas izin Usaha Tambang, PGI: Jangan Kesampingkan Tugas Utama Membina Umat

Jokowi Beri Ormas izin Usaha Tambang, PGI: Jangan Kesampingkan Tugas Utama Membina Umat

Nasional
MA Persilakan KY Dalami Putusan Batas Usia Calon Kepala Daerah

MA Persilakan KY Dalami Putusan Batas Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com