Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Lama Berkonflik, Partai Baru Bisa Tangguk Untung di Pemilu 2019

Kompas.com - 25/05/2016, 20:28 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, partai-partai baru bisa mengambil manfaat dari konflik internal yang terjadi di tubuh sejumlah partai politik yang eksis saat ini.

Peluang partai-partai baru ikut berkiprah dalam Pemilu 2019 pun akan semakin besar.

Partai baru bisa menangguk limpahan suara dari kader atau simpatisan partai yang berkonflik.

"Ada kemungkinan besar mereka (partai baru) dapat limpahan suara, atau limpahan kader dan simpatisan dari partai-partai yang bergesekan beberapa tahun ini. Misalnya. Golkar, PPP, PKS," ujar Hendri, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (25/5/2016).

Selain itu, kata dia, beberapa partai baru sudah memiliki tokoh-tokoh yang dikenal publik.

Ia mencontohkan, Partai Idaman yang dipimpin Rhoma Irama dan Partai Solidaritas Indonesia yang sejak awal menyatakan mendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"PSI jauh-jauh hari dukung Ahok. Saat itu, begitu Ahok muncul, PSI ikut muncul, jadi masyarakat tahu, oh ini ada Ahok didukung PSI," kata dia.

Meski demikian, lanjut Hendri, dinamika di dunia politik sangat dinamis.

Jika ingin sukses pada Pemilu 2019, sejak sekarang partai-parta politik baru harus meraih perhatian publik melalui berbagai platform media.

Kementerian Hukum dan HAM sudah menerima enam partai baru yang mendaftarkan diri untuk menjadi badan hukum.

Keenam partai itu yakni, Partai Rakyat, Partai Pribumi, Partai, Idaman, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Indonesia Kerja (PIK), dan Partai Beringin Karya. Legalitas badan hukum ini diperlukan partai politik sebagai syarat untuk mengikuti tahap verifikasi oleh KPU.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com