Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelar Doktor "Honoris Causa" untuk Megawati di Mata Mantan Menteri

Kompas.com - 24/05/2016, 11:57 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian di era pemerintahan Megawati Soekarnoputri, Prof Dr. Dorodjatun Kuntjoro Jakti menilai, pemberian Gelar Doktor Kehormatan kepada Megawati merupakan pengakuan Universitas Padjajaran atas kepemimpinan dan kenegarawanan Presiden kelima RI itu.

Dorodjatun mengatakan, Megawati memimpin Indonesia ketika masa krisis multidimensional dimana nilai utang yang diwariskan Orde Baru (Orba) mencapai 90 persen PDB.

(baca: Megawati Akan Menerima Gelar Doktor "Honoris Causa" dari Unpad)

Selain itu, rupiah terus melemah, kerusuhan sosial merebak akibat SARA, perekonomian terguncang akibat Tragedi 9/11, Bom Bali, serta ekonomi mandek akibat lebih dari 300.000 kasus di BPPN.

"Itulah beban yang dihadapi beliau. Namun, dengan kepemimpinan yang kuat, disertai ketegasan Ibu Megawati dalam menyelesaikan setiap masalah, maka meskipun beliau memimpin hanya dalam waktu yang singkat mampu mengatasi berbagai kesulitan akibat krisis multidimensional tersebut," kata Dorodjatun dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/5/2016).

Dorodjatun mengatakan, Megawati mampu memimpin secara langsung negosiasi penyelamatan proyek-proyek infrastruktur, khususnya terkait ketersediaan air dan listrik.

"Tanpa air tidak ada peradaban manusia, dan tanpa listrik tidak ada peradaban modern," ujar Dorodjatun menirukan arahan Megawati.

Dorodjatun juga mengungkapkan bagaimana upaya Megawati membangun kepercayaan pasar dan dunia internasional.

Hampir setiap hari, kata dia, disampaikan keterangan pers dalam bahasa Ingris dan Perancis untuk menjelaskan agenda ekonomi pemerintah.

"Pada akhirnya makro ekonomi stabil, pangan surplus, kurs stabil, dan ekonomi bergerak tumbuh 5 persen dengan tax ratio tertinggi selama 13 tahun terakhir," ujarnya.

Bahkan, lanjut dia, saat itu seluruh kerja sama dengan IMF dan World Bank bisa diselesaikan tepat waktu.

Dia menambahkan, atas apa yang dilakukan Megawati dalam kepemimpinannya, Michael Comdensus sampai mengatakan ketidakyakinannya bahwa Pemerintahan Megawati berhasil melaksanakan tepat pada waktunya.

Sementara itu, Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, terkait dengan pemberian Doktor Honoris Causa dari Unpad, sebagian besar menteri Kabinet Gotong Royong memang menuliskan pengalamannya untuk menyampaikan bagaimana kepemimpinan Megawati.

Mereka menilai, Megawati mampu membawa soliditas kabinet dan fokus pada tugas-tugas menjalankan Ketetapan MPR.

Dalam tulisan testimoni tersebut juga terlihat bagaimana kepemimpinan Megawati yang selalu melindungi menterinya dan Presiden selalu menegaskan ketegasannya untuk bertangung jawab betapapun berat keputusan yang diambilnya.

"Ibu Megawati tidak pernah melakukan reshuffle karena percaya pada menterinya. Pernah beliau menegaskan bahwa sebagai Presiden dan demikian juga saat menjadi wakil Presiden, tugas utamanya adalah mengurus pemerintahan," ujar Bambang Kesowo, Menteri Sekretaris Negara di era Kabinet Gotong Royong.

"Beliau memisahkan betul urusan negara dan urusan partai. Ibu Megawati percaya dengan birokrasi yang profesional di kalangan lembaga pemerintah dan perguruan tinggi Indonesia," lanjut Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com