JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Center For Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menuturkan, ada tren calon independen bermunculan jika partai tak membenahi proses penjaringan kandidat calon kepala daerah.
"Akan ada kecenderungan orang-orang yang populer dan (orang-orang) yang susah mendapatkan tiket pencalonan di Pilkada akan maju dari jalur perseorangan," kata Arya di Media Center Badan Pengawas Pemilu RI, Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (18/3/2016).
Menurut Arya, partai politik harus memberlakukan mekanisme penjaringan kandidat yang transparan, tanpa politik mahar.
Partai juga diminta memberikan kesempatan pada siapa pun untuk mendapatkan peluang yang sama untuk dicalonkan.
Selain Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Arya juga mencontohkan Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari, yang juga maju lewat jalur independen karena kasus dualisme Partai Golkar.
Arya memaparkan, pada Pilkada Serentak 2015, kemenangan calon kepala daerah independen memang masih kecil, tidak sampai 5 persen.
Dari total calon independen yang maju ke Pilkada, hanya 13 yang menang di seluruh Indonesia.
Namun, jumlah pemenang pilkada dari calon independen lebih banyak di tingkat kota daripada kabupaten.
Warga perkotaan, menurut Arya, cenderung lebih rasional, kritis dan mudah mendapatkan informasi.
"Yang maju di perkotaan sekitar 25 persen, sementara di kabupaten hanya 19 persen dan provinsi 10 persen," kata Arya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.