Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Imelda Bachtiar

Alumnus Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Indonesia (UI) tahun 1995 dan Pascasarjana Kajian Gender UI tahun 2010. Menulis dan menyunting buku bertema seputar memoar dan pemikiran tokoh berkait sejarah Indonesia, kajian perempuan, Peristiwa 1965 dan kedirgantaraan. Karyanya: Kenangan tak Terucap. Saya, Ayah dan Tragedi 1965 (Penerbit Buku Kompas-PBK, 2013), Diaspora Indonesia, Bakti untuk Negeriku (PBK, 2015); Pak Harto, Saya dan Kontainer Medik Udara (PBK, 2017); Dari Capung sampai Hercules (PBK, 2017).

Bapak AURI yang Merekam Sejarah Indonesia Lewat Koleksi Prangko

Kompas.com - 16/03/2016, 19:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnu Nugroho


Tentang Bapak AURI Marsekal Soeriadi Suryadarma sebagai arsitek Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI), peletak dasar dan pimpinan AURI mulai 9 April 1946-19 Januari 1962, sebagian besar pembaca sejarah nasional pasti tahu.

Tetapi, Suryadarma sebagai filatelis tulen, yang mengumpulkan prangko sarat nilai sejarah mulai dari awal kemerdekaan Indonesia sampai saat akhir hidupnya, tidak banyak yang tahu.

Bahkan, beliau yang wafat pada 16 Agustus 1975 ini, adalah pendiri dan ketua pertama Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI). Rumah pribadi kediaman resmi KSAU di Jalan Mendut 10 menjadi kantor pengurus besar PFI sekitar tahun 1970-an.

Priyanti Suryadarma Pakan (77 tahun), puteri tertua Soeriadi Suryadarma, mengingat persis bagaimana telatennya sang ayah menjalankan hobi ini sejak masih memimpin AURI. Berperang, berstrategi militer bersama para pimpinan angkatan bersenjata yang lain, tetapi di saat luang masih sempat mengumpulkan dan merawat prangko dengan apiknya.

Suryadarma sadar betul, prangko, yang pada masa jayanya sebenarnya diterbitkan sebagai benda pos, tanda biaya berkirim surat, punya jejak sejarah suatu bangsa. Prangko membawa nama bangsa, karena nama negara pembuat dan peristiwa yang menandainya, selalu tercantum.

Bukan sedikit, ada berpuluh album dengan ratusan helai koleksinya. Mulai dari yang langka dari masa sebelum kemerdekaan, prangko seri ulang tahun AURI, sampai yang terkait peristiwa sejarah.

Misalnya prangko yang khusus diterbitkan Presiden Sukarno pada saat pembukaan Pesta Olahraga GANEFO (Games for The New Emerging Forces), negara-negara baru di kawasan Asia, di Jakarta 10 November 1962.

Bedak Tabur dan Prangko Ayah
“Saya masih ingat sering diberi pekerjaan rumah sepulang sekolah. Mengeluarkan dan merawat koleksi Papa yang tersimpan dalam puluhan album prangko. Satu minggu sekali puluhan album itu saya buka satu per satu dan ditaburi bedak di atasnya. Kata Papa, itu berguna untuk mengawetkan prangko dan menghindarinya dari jamur,” kenang Priyanti yang saat ini masih mengajar di Jurusan Antropologi, FISIP, Universitas Indonesia.

Cara rawat itu ternyata mangkus. Maka, jangan heran kalau koleksi yang sudah sama tuanya dengan usia republik ini, masih terawat, tidak berjamur dan lukisan prangkonya masih tajam dan bisa dinikmati dengan baik.

Untuk mata awam yang bukan filatelis pun, koleksi Suryadarma sangat indah. Untaian sejarah bangsa lewat benda pos yang kini telah langka. Nilai sejarah, sekaligus juga nilai materialnya, pasti sangat tinggi.

Suryadarma, mungkin satu-satunya pejabat tinggi di zaman itu yang memiliki koleksi lengkap kumpulan prangko sejarah awal republik. Mulai dari edisi khusus perang kemerdekaan, sampai edisi perayaan hari nasional, seperti Hari Bahari atau Hari AURI.

Dari Ganefo sampai Pancasila
Satu edisi perdana yang paling mengundang decak kagum adalah sampul edisi perdana pembukaan Ganefo dengan 15 foto resmi Presiden Sukarno dalam berbagai warna yang ditempel di atas selembar kertas tebal bertulisan tangan dan ditandatangani Presiden. Nilai nominalnya antara Rp.1 sampai Rp.50.

Di situ tertulis, “Ganefo! Games for The New Emerging Forces!” Saya menjambut dengan gembira penerbitan peranko Ganefo ini. Saya adjak seluruh Rakjat Indonesia membuat Ganefo satu sukses jang besar. Karena Ganefo adalah segaris dengan kemdjuan kemanusiaan. Djakarta, 10 Nopember 1963, Soekarno.”

Lalu ada pula prangko seri “Pantjasila” yang sampul edisi perdananya diterbitkan untuk memperingati Dwidasawarsa (20 tahun) usia kemerdekaan Indonesia, terbit di Bandung 17 Agustus 1965.

Sampul itu dihiasi gambar awal simbol-simbol dasar negara Pancasila, mulai dari: Bintang, Kepala Banteng, Pohon Beringin, Rantai, Padi dan Kapas. Masing-masing dibentuk dalam setiap helai prangko.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Nasional
Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com