Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teten: Kesederhanaan Jokowi Buat Istana Relatif Bersih dari Korupsi

Kompas.com - 15/03/2016, 11:33 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Korupsi dan demokrasi memiliki korelasi yang kuat. Semakin tinggi tingkat kualitas dan kematangan demokrasi, maka akan semakin rendah praktik korupsi yang terjadi.

Hal itu disampaikan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki saat menjadi pembicara kunci dalam seminar nasional Anti-Corruption and Democracy Outlook 2016 di Jakarta, Selasa (15/3/2016).

Hadir dalam seminar tersebut di antaranya Komisioner KPK Laode M Syarif, Duta Besar Denmark untuk Indonesia Casper Klynge, Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraeni, dan Koordinator Divisi Investigasi ICW Febri Hendri.

"Abuse of power akan tumbuh subur dalam sistem tertutup dan hukum sangat lemah. Karena itu, kita lihat di negara yang demokrasinya matang, maka korupsi kemungkinannya makin kecil," kata Teten.

Selain di negara dengan tingkat demokrasi lemah, menurut Teten, korupsi juga terjadi di negara yang baru memulai proses demokrasi, seperti Indonesia. Hal itu tidak terlepas dari tingkah laku elite pemerintahan.

Terjadinya praktik persekongkolan jahat antara elite politik dengan konglomerat dalam mengatur pembiayaan negara menjadi pintu masuk menjamurnya korupsi.

"Korupsi juga masih tumbuh subur dalam sistem demokrasi yang masih muda dan belum sempurna. Bahkan, pembangunan demokrasi akan mengalami kegagalan oleh praktik korupsi yang melampaui batas," ujarnya.

Ia menambahkan, pemerintah terus berupaya meminimalkan praktik korupsi. Salah satu upaya yang dilakukan ialah dengan memperbaiki birokrasi dan tata kelola pemerintahan.

Diakui Teten, sebenarnya tidak ada yang berbeda antara pembenahan yang dilakukan pada masa Presiden Joko Widodo dan presiden sebelumnya. Namun, Jokowi menggunakan pendekatan berbeda dalam proses pembenahan tersebut.

"Jokowi hadir dengan kesederhanaan, tidak punya konflik kepentingan sehingga kehadiran beliau di Istana bisa saya katakan membuat Istana relatif clean dari korupsi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com