Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Sebut Gafatar Bentuk Komunitas Eksklusif di Kalimantan Barat

Kompas.com - 25/01/2016, 16:51 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kapolri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti mengatakan, komunitas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) merupakan penjelmaan dari kelompok Al Qiyadah Al Islamiyah.

Organisasi yang dipimpin oleh Ahmad Moshaddeq itu sebelumnya telah dinyatakan sebagai kelompok sesat dan menyesatkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Setelah beredarnya kabar mengenai hilangnya dokter Rica Trihandayani, polisi langsung mengusut asal-usul kelompok Gafatar.

Oleh sebab itu, Polri segera mengambil tindakan setelah mengetahui banyak kelompok Gafatar yang menetap di Kalimantan Barat.

"Memang di Kalbar itu ada 4.000 lebih anggota Gafatar. Mereka membuat komunitas eksklusif," kata Kapolri saat rapat kerja dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senin (25/1/2016).

Badrodin menambahkan, Polri mengambil langkah antisipasi untuk mencegah terjadinya bentrok antara kelompok Gafatar dan penduduk asli yang tinggal di sekitar mereka.

Salah satu langkah yang dilakukan ialah mengembalikan mereka ke daerah asal.

"Selain melakukan pencerahan agama, perlu juga penanaman nilai-nilai Pancasila, kebangsaan. Nanti pasti dipilah, mana yang berkehendak kembali, mana yang tidak," ujarnya.

Sementara itu, Kapolda Kalimantan Barat Brigjen (Pol) Arief Sulistyanto mengatakan, setelah pemulangan kelompok Gafatar ke daerah asal, situasi di Kalimantan Barat berangsur kondusif.

Hingga saat ini, sudah sekitar 2.500 anggota kelompok Gafatar yang telah dipulangkan.

"Sudah empat KRI yang mengevakuasi. Masih sisa sekitar 1.700-an," kata Arief di Kompleks Parlemen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com