Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FITRA: Rp 570 Miliar Anggaran Pembangunan Kompleks Mewah DPR Tak Wajar

Kompas.com - 08/01/2016, 15:58 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menganggarkan Rp 570 miliar untuk membiayai pembangunan tujuh mega proyek DPR. Anggaran itu telah dimasukkan ke dalam APBN 2016.

Koordinator Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Apung Widadi menilai, ada ketidakwajaran di dalam penganggaran tersebut. Hal itu diketahui dari hasil kajian terhadap Rencana Umum Pengadaan (RUP) Tahun 2016.

"Ada anggaran yang tidak wajar untuk pembangunan komplek mewah DPR. Itu untuk pembangunan gedung, alun-alun demokrasi dan klinik," kata Apung dalam keterangannya, Jumat (8/1/2015).

Ia menjelaskan, untuk pembangunan gedung DPR anggaran yang dianggarkan sebesar Rp 480.162.750.000 dan sebesar Rp 10.046.400.000 untuk manajemen konstruksi pembangunan gedung dan poliklinik.

(Baca: Ketua Banggar Benarkan Adanya Penambahan Anggaran untuk Gedung DPR)

Sementara, untuk pelaksanaan pembangunan alun-alun demokrasi terdapat tiga alokasi anggaran, yaitu untuk pelaksanaan konstruksi pembangunan sebesar Rp 68.719.650.000, perencanaan konstruksi pembangunan Rp 9.151.950.000, dan manajemen konstruksi pembangunan Rp 1.748.600.000.

"Jika ditotal maka untuk pembangunan kompleks mewah tahun ini mencapai Rp 570 miliar. Dan akan selalu bertambah tahun depan dengan mekanisme anggaran secara multiyear hingga 2019," kata dia.

Ketidakwajaran diketahui, kata Apung, lantaran hingga kini belum ada dokumen perencanaan dan dokumen pendukung lainnya untuk membangun proyek-proyek tersebut.

"Tapi, kengototan dan kegigihan elit DPR berhasil menaklukan pemerintah untuk menyetujui proyek ajaib ini," ujarnya.

Belum ada desain yang layak

Sekretaris Jendral DPR Winantuningtyastiti sebelumnya mengatakan, DPR sebenarnya sudah menggelar sayembara desain. Namun, dari sayembara itu, panitia tidak bisa menemukan juara pertama yang desainnya layak untuk dikerjakan.

"Ternyata dari sayembara, pemenangnya adanya kedua dan ketiga. Belum ada pemenang pertama," kata Winantuningtyastiti di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (8/1/2016).

Win mengatakan, Kesetjenan DPR akan segera berkonsultasi dengan Ikatan Arsitek Indonesia, sebagai pihak yang ditunjuk untuk menyelenggarakan sayembara desain.

Selain itu, Kesetjenan juga akan berkonsultasi dengan pimpinan DPR dan Badan Urusan Rumah Tangga DPR.

(Baca: Timbul, Tenggelam, dan Timbullah Megaproyek Kompleks Parlemen)

"Kita akan bicarakan, bagaimana solusinya," ucapnya.

Keterangan Win ini berlawanan dengan keterangan Kepala Humas Kesetjenan DPR Djaka Dwi Winarko. Pada awal November lalu, Djaka mengatakan, desain gedung dan Alun-Alun DPR sudah memiliki pemenang dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Gregorius Supie.

Menurut dia, desain akan dirilis pada 30 November 2015. Djaka mengatakan, nantinya masyarakat bisa melihat sendiri maket desain gedung baru DPR ini.

"Nanti tanggal 30 November ada maketnya. Yang memenangkan sayembara desain akan menjelaskan seperti apa," ujar Djaka di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (5/11/2015) lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasdem Siapkan Sejumlah Nama untuk Pilkada Jabar, Ada Muhammad Farhan dan Saan Mustopa

Nasdem Siapkan Sejumlah Nama untuk Pilkada Jabar, Ada Muhammad Farhan dan Saan Mustopa

Nasional
Kemensos Bantu 392 Lansia Operasi Katarak Gratis di Aceh Utara

Kemensos Bantu 392 Lansia Operasi Katarak Gratis di Aceh Utara

Nasional
Anggota DPR Sebut Tak Ada soal Dwifungsi TNI dalam RUU TNI

Anggota DPR Sebut Tak Ada soal Dwifungsi TNI dalam RUU TNI

Nasional
Buka Sekolah Pemimpin Perubahan, Cak Imin Harap PKB Tetap Kontrol Kinerja Eksekutif-Legislatif

Buka Sekolah Pemimpin Perubahan, Cak Imin Harap PKB Tetap Kontrol Kinerja Eksekutif-Legislatif

Nasional
KPK Cegah 2 Orang Bepergian ke Luar Negeri Terkait Kasus di PGN

KPK Cegah 2 Orang Bepergian ke Luar Negeri Terkait Kasus di PGN

Nasional
DKPP Lantik 21 Tim Pemeriksa Daerah PAW dari 10 Provinsi

DKPP Lantik 21 Tim Pemeriksa Daerah PAW dari 10 Provinsi

Nasional
Ahmad Sahroni dan Pedangdut Nayunda Nabila Jadi Saksi di Sidang SYL Besok

Ahmad Sahroni dan Pedangdut Nayunda Nabila Jadi Saksi di Sidang SYL Besok

Nasional
Pertamina Bersama Komisi VII DPR Dukung Peningkatan Lifting Migas Nasional

Pertamina Bersama Komisi VII DPR Dukung Peningkatan Lifting Migas Nasional

Nasional
KPK Nyatakan Hakim Agung Gazalba Bisa Disebut Terdakwa atau Tersangka

KPK Nyatakan Hakim Agung Gazalba Bisa Disebut Terdakwa atau Tersangka

Nasional
Gelar Rapat Persiapan Terakhir, Timwas Haji DPR RI Pastikan Program Pengawasan Berjalan Lancar

Gelar Rapat Persiapan Terakhir, Timwas Haji DPR RI Pastikan Program Pengawasan Berjalan Lancar

Nasional
Kemenhan Tukar Data Intelijen dengan Negara-negara ASEAN untuk Tanggulangi Terorisme

Kemenhan Tukar Data Intelijen dengan Negara-negara ASEAN untuk Tanggulangi Terorisme

Nasional
Hari Ke-17 Keberangkatan Calon Haji: 117.267 Jemaah Tiba di Arab Saudi, 20 Orang Wafat

Hari Ke-17 Keberangkatan Calon Haji: 117.267 Jemaah Tiba di Arab Saudi, 20 Orang Wafat

Nasional
Eks Gubernur Babel: Kekayaan Alam dari Timah Berbanding Terbalik dengan Kesejahteraan Masyarakat

Eks Gubernur Babel: Kekayaan Alam dari Timah Berbanding Terbalik dengan Kesejahteraan Masyarakat

Nasional
Ditemani Menko Airlangga, Sekjen OECD Temui Prabowo di Kemenhan

Ditemani Menko Airlangga, Sekjen OECD Temui Prabowo di Kemenhan

Nasional
Megawati Diminta Lanjut Jadi Ketum PDI-P, Pengamat: Pilihan Rasional

Megawati Diminta Lanjut Jadi Ketum PDI-P, Pengamat: Pilihan Rasional

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com