Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Dinilai Kendur, Masyarakat Tunggu "Superhero" Datang

Kompas.com - 24/12/2015, 18:22 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua LPPM Unisba, Edi Setiadi, melihat ada kekhawatiran di masyarakat bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi akan kendur. Keinginan DPR untuk merevisi Undang-Undang KPK dinilai sebagai salah satu alasan.

Edi pun menilai terpilihnya komisioner baru KPK diharapkan dapat mengembalikan kekuatan dan marwah KPK.

Namun, Edi menyayangkan hanya dua orang komisioner baru KPK yang mempunyai pengalaman penindakan.

Sedangkan tiga lainnya adalah ahli manajemen dan pencegahan.

Dengan komposisi ini, menurut Edi, tersirat bahwa perjuangan KPK bergerak ke arah pencegahan.

Ia menilai pimpinan baru KPK yang lolos kurang tepat untuk mengawal lembaga pemberantas korupsi tersebut.

"Masyarakat ibaratnya hanya menanti Godot atau superhero yang datang untuk memenuhi keinginan masyarakat," ujar Edi dalam sebuah acara diskusi di Senayan, Jakarta, Kamis (24/12/2015).

Meski begitu, kata Edi, kehadiran pimpinan baru KPK tetap harus mendapat dukungan luas dari pegiat antikorupsi dan masyarakat pada umumnya.

Ia menambahkan, pemerintah atau DPR janganlah memancing-mancing masyarakat atau menggoda masyarakat untuk tidak patuh dan taat kepada negara.

"Bantulah masyarakat yang sedang semangat memberantas korupsi, karena harapan itu hanya dapat dilakukan oleh KPK," ujar Edi,

"Lembaga penegakan hukum lainnya hendaknya mempersiapkan diri untuk membenahi tugas dan fungsinya serta semangat memberangus korupsi," kata dia.

Sebelumnya, pada kesempatan yang sama, Peneliti Senior Founding Fathers House, Dian Permata memaparkan hasil survei "Persepsi dan Harapan Publik terhadap pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla di 2016".

Dalam survei, tersebut dikatakan bahwa 51,3 persen publik menilai pemberantasan korupsi di Indonesia ini sangat baik dan baik.

(Baca: 51,3 Persen Publik Puas dengan Pemberantasan Korupsi di Indonesia)

Adapun pada pertanyaan lainnya, hasil survei menunjukkan bahwa 22,9 persen publik menginginkan pemerintahan Jokowi-JK menangkap lebih banyak koruptor pada 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

WTP Kementan Terganjal “Food Estate”, Auditor BPK Minta Uang Pelicin Rp 12 Miliar

WTP Kementan Terganjal “Food Estate”, Auditor BPK Minta Uang Pelicin Rp 12 Miliar

Nasional
Jokowi: Pemerintah Bangun Sumur Pompa Antisipasi Dampak Kemarau

Jokowi: Pemerintah Bangun Sumur Pompa Antisipasi Dampak Kemarau

Nasional
Bawaslu Ungkap Suara Caleg Demokrat di Aceh Timur Sempat Naik 7 Kali Lipat, Lalu Dihitung Ulang

Bawaslu Ungkap Suara Caleg Demokrat di Aceh Timur Sempat Naik 7 Kali Lipat, Lalu Dihitung Ulang

Nasional
Mensos Risma Minta Data Penerima Bansos Ditetapkan Tiap Bulan untuk Hindari Penyimpangan

Mensos Risma Minta Data Penerima Bansos Ditetapkan Tiap Bulan untuk Hindari Penyimpangan

Nasional
Jokowi Pastikan Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga PT Freeport

Jokowi Pastikan Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga PT Freeport

Nasional
Risma Ingatkan Kepala Dinsos Se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Risma Ingatkan Kepala Dinsos Se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Nasional
Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

Nasional
KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

Nasional
Ketua KPU Ditegur Hakim saat Sidang Sengketa Pileg di MK: Bapak Tidur, Ya?

Ketua KPU Ditegur Hakim saat Sidang Sengketa Pileg di MK: Bapak Tidur, Ya?

Nasional
Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis Disebut Diperlukan, Proyek Mercusuar Perlu Pengawasan

Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis Disebut Diperlukan, Proyek Mercusuar Perlu Pengawasan

Nasional
Kapolri Beri Penghargaan ke 11 Personel di Pegunungan Bintang, Papua

Kapolri Beri Penghargaan ke 11 Personel di Pegunungan Bintang, Papua

Nasional
Pegawai Kementan Bikin Perjalanan Dinas Fiktif demi Penuhi Kebutuhan SYL

Pegawai Kementan Bikin Perjalanan Dinas Fiktif demi Penuhi Kebutuhan SYL

Nasional
Sidang SYL, Saksi Ungkap Permintaan Uang Rp 360 Juta untuk Sapi Kurban

Sidang SYL, Saksi Ungkap Permintaan Uang Rp 360 Juta untuk Sapi Kurban

Nasional
Hadiri Perayaan Ultah Hendropriyono, Prabowo Dihadiahi Patung Diponegoro

Hadiri Perayaan Ultah Hendropriyono, Prabowo Dihadiahi Patung Diponegoro

Nasional
Menag Minta Jemaah Jaga Kesehatan, Suhu Bisa Capai 50 Derajat Celsius pada Puncak Haji

Menag Minta Jemaah Jaga Kesehatan, Suhu Bisa Capai 50 Derajat Celsius pada Puncak Haji

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com