Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebanyak 2.000 Pulau di Indonesia Terancam Tenggelam

Kompas.com - 03/12/2015, 17:50 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

PARIS, KOMPAS.com - Sebanyak 2.000 pulau di Indonesia terancam tenggelam, bahkan beberapa di antaranya telah memasuki masa kritis akibat naiknya permukaan air laut.

Hal ini disampaikan Staf Khusus Menteri Koordinator Perekonomian, Lin Che Wei, usai memimpin panel diskui di paviliun Indonesia di Paris, Perancis, dalam KTT Perubahan Iklim, COP 21 Rabu (2/12/2015).

"Itu data yang dimiliki Menteri Kelautan dan Perikanan menyebutkan sebanyak 2.000 pulau di Indonesia terancam tenggelam," kata Lin Che Wei.

Menurut dia, terdapat kerugian negara dari banyak sisi apabila pulau-pulau tersebut tenggelam, terlebih bila letaknya berada di luar.

"Apabila pulau terluar tenggelam maka berpengaruh pada Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) menjadi mengecil, terdampak pada manusia dan ekosistem pulau itu sendiri," ucapnya.

Lin Che Wei mengapresiasi pidato Presiden Joko Widodo yang mencantumkan isu kerentanan pulau di Indonesia. Isu itu selama ini hanya dianggap sebagai isu negara-negara Pasifik.

"Ini isu bersama. Di COP 21, Presiden sadar sekali akan kondisi ini," ucapnya.

Sayangnya, meski memiliki 17 ribu pulau, Indonesia dianggap belum begitu maksimal memainkan perannya dalam forum Small Island Developing State (SIDS).

Forum SIDS beranggotakan negara berkembang dengan wilayah pulau kecil.

SIDS dalam COP 21 Paris mencanangkan agar batas kenaikan suhu bumi disepakati 1,5 derajat.

Mereka menolak batas maksimal kenaikan suhu bumi 2 derajat yang diusulkan banyak negara. Sebab, mereka berpendapat, jika 2 persen maka wilayah mereka telah terendam oleh laut.

Atas argumen ini, Staf Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim, Rachmat Witoelar mengatakan bahwa Indonesia tak tergabung dalam SIDS mengingat Indonesia adalah negara kesatuan.

"Indonesia bukan small islands," kata Rachmat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Nasional
Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com