Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Ketua Komisi III Pertanyakan Dasar Pansel Loloskan Seorang Capim KPK

Kompas.com - 18/11/2015, 08:24 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi III DPR Benny K Harman mempertanyakan alasan Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK meloloskan seorang akademisi sebagai capim KPK. Menurut dia, ketika Pansel KPK menggelar road show untuk menjaring calon di daerah, akademisi itu menjadi pembicara dalam road show tersebut.

"Ketika road show berlangsung, Pansel membawa narasumber La Ode Syarif. Ini juga yang kemudian lolos seleksi. Sebetulnya, teman-teman Ibu juga yang meloloskan," kata Benny saat memimpin rapat dengar pendapat dengan Pansel Capim KPK, di Kompleks Parlemen, Selasa (17/11/2015) malam.

Ketua Pansel Capim KPK Destry Damayanti membenarkan kedudukan La Ode ketika menjadi narasumber dalam salah satu road show yang diselenggarakan Pansel. Namun, menurut dia, saat itu kedudukan La Ode bukan sebagai capim KPK.

"Saat itu yang bersangkutan belum mendaftarkan diri sebagai calon," kata Destry.

Benny juga sempat menyinggung pihak yang digandeng Pansel selama road show di daerah.

"Hampir 100 persen teman-teman LSM semua. ICW, hampir semua lah. Memang baik, tapi enggak begitu bagus," kata dia.

Namun, sebelum Destry sempat menjawab pertanyaan tersebut, Benny memutuskan untuk menunda rapat. Hal itu menyusul interupsi yang diajukan sejumlah anggota Komisi III yang merasa tidak memperoleh bahan paparan dari Pansel KPK. Sehingga, mereka bingung dengan pertanyaan yang diajukan Benny.

"Mungkin ini (LSM dan La Ode) sebabnya dokumen enggak dibagi-bagi ke Bapak dan Ibu. Tapi untuk lebih objektif, lebih baik kita tunda untuk dipelajari terlebih dahulu," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin Jika Menjanjikan

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin Jika Menjanjikan

Nasional
Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com