Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Jokowi Gelar Ratas Kebakaran Hutan di OKI, ke Mana Menko Puan?

Kompas.com - 29/10/2015, 15:46 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas terkait penanggulangan asap di kantor Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), Iskandar, begitu tiba di Kayu Agung, OKI, Sumatera Selatan, Kamis (29/10/2015).

Semua menteri terkait penanganan kebakaran hutan hadir dalam rapat itu, kecuali Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.

Berdasarkan siaran pers yang diterima dari Tim Komunikasi Presiden, peserta rapat yang hadir adalah Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangilei, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, dan Bupati OKI Iskandar.

Anehnya, tidak terdapat Puan dalam rapat yang seharusnya dihadiri oleh putri dari mantan Presiden RI, Megawati Soekarnoputri, tersebut. Berdasarkan informasi yang dihimpun, Puan sempat mendampingi Jokowi saat melakukan kunjungan kerja di Amerika Serikat.

Namun, dia tidak berangkat bersama rombongan Presiden menggunakan pesawat kepresidenan. Puan kemudian pulang terlebih dulu dengan pesawat komersial, kembali ke Jakarta.

Anggota Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana, mengungkapkan, Puan sebenarnya hadir di OKI. Namun, dia hanya mengikuti kegiatan Jokowi saat berkunjung ke sebuah puskesmas di wilayah itu.

"Di OKI, ikut kunjungan ke puskesmas," ucap Ari saat dikonfirmasi.

Adapun kegiatan Jokowi ke puskesmas di Kayu Agung, OKI, adalah agenda kedua yang dilakukan orang nomor satu itu seusai menggelar rapat bersama para menteri dan pejabat terkait.

Di dalam rapat siang tadi, Jokowi menerima laporan Luhut yang menjadi ketua tim penanggulangan asap yang dibuat pemerintah. Luhut memaparkan data jumlah titik api terkini yang mulai berkurang, yakni di Sumatera 82 titik, Kalimantan 70 titik, dan Jawa 14 titik.

Upaya pemadaman api dilaporkan Luhut dilakukan dengan pembangunan canal blocking dan embung di Jambi dan Palangkaraya. Upaya lainnya adalah pemadaman menggunakan pesawat dan pemadaman dari darat dengan dibantu unsur TNI.

Bantuan asing, selain dua pesawat Be-200, akan segera datang berupa lima pesawat air tractor yang salah satunya akan dialokasikan untuk Jawa. Malaysia juga akan mengirimkan kembali pesawat Bombardier CL-415 dalam waktu dekat, serta berencana mengirim tenaga pemadam kebakaran lapangan yang memiliki pengalaman di lahan gambut.

Untuk kebakaran di lahan gambut, menurut Luhut, sejumlah ahli menyatakan bahwa api hanya bisa padam secara keseluruhan dengan hujan. Pasalnya, bara api di lahan gambut berada di kedalaman tanah sehingga metode water bombing dianggap tidak efektif memadamkan api.

Pemerintah pun melakukan upaya memodifikasi cuaca untuk membuat hujan buatan yang dioptimalkan di daerah-daerah yang memiliki potensi awan hujan. Upaya ini disebutkan sudah cukup berhasil di wilayah Jambi dan Sumsel.

"Guna mencegah karhutla (kebakaran hutan dan lahan) pada masa depan, pemerintah akan mencabut ketentuan perundang-undangan yang memperbolehkan pembukaan lahan dengan membakar hutan," kata Luhut.

"Pemerintah juga akan mengambil alih lahan konsensi yang terbakar dan yang belum dikelola. Selain itu, pemerintah juga akan menghentikan pemberian izin untuk lahan gambut," ujarnya seperti dalam siaran pers yang dikeluarkan Tim Komunikasi Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com