Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Penasihat: Sudah Biasa KPK Diteror

Kompas.com - 07/07/2015, 11:27 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com 
— Mantan penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi Abdullah Hehamahua mengatakan, KPK kerap menerima teror dari pihak tak dikenal. Menurut dia, teror yang diterima penyidik KPK Afief Julian Miftach beberapa waktu lalu merupakan hal yang biasa menimpa pegawai KPK.

"Biasa bentuk teror seperti itu. Itu sudah sering, ada yang ditabrak, patah kakinya. Ini cuma bom buat-buatan," ujar Abdullah di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (7/7/2015).

Abdullah memperkirakan teror-teror semacam ini masih akan diterima KPK ke depannya. Menurut dia, teror tersebut salah satu upaya lanjutan para koruptor untuk melemahkan KPK setelah rencana revisi UU KPK.

"Kalau melihat dari berbagai fenomena, dari rencana perubahan UU KPK, yang diamandemen kan ini juga berarti ada beberapa kali judicial review. Jadi ada upaya yang disebut corruptor fight back. Ini berjalan terus," kata Abdullah.

Abdullah mengatakan, KPK telah meningkatkan pengamanan kepada pegawainya, termasuk penyidik. Namun, kata dia, KPK tetap tidak dapat menangkal niat jahat untuk melawan pemberantasan korupsi. (Baca: Kapolri Perintahkan Usut Teror kepada Penyidik KPK)

"Ini bukan soal peningkatan keamanan, tapi kesadaran semua pihak, khususnya pemerintah dan teman-teman penegak hukum lain, untuk bersama-sama memberantas korupsi. Jadi korupsi harus dijadikan musuh bersama," kata Abdullah.

Kepala Bidang Humas Polresta Bekasi AKBP Siswo mengatakan, Afief menemukan benda mencurigakan di rumahnya sekitar pukul 22.00 WIB saat baru pulang ke rumah. Afief kemudian menghubungi Polsek Bekasi Selatan dan mengadukan soal benda yang dia temukan. (Baca: Kapolsek Sebut Teror di Rumah Penyidik KPK Dilakukan oleh Profesional)

Siswo mengatakan, pihaknya langsung menghubungi tim Gegana dan lokasi tersebut langsung diamankan. "Benda itu sudah dibawa ke Mako Brimob," kata Siswo.

Benda tersebut dicurigai sebagai bom karena dilengkapi detonator dan diletakkan di depan pagar rumah. Namun, rangkaian tersebut ternyata hanya berisi stereofoam dan tidak memiliki daya ledak.

Menurut Siswo, Afief tidak hanya sekali mendapatkan teror. "Ban mobil ditusuk hingga bolong, pernah juga mobil disiram air keras. Mobil Honda Freed," ujar Siswo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Nasional
Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com