Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Konflik Pilkada Serentak 3 Kali Lebih Besar daripada Pilpres

Kompas.com - 29/06/2015, 19:55 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Muhammad mengatakan potensi terjadinya konflik pada pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak diperkirakan bisa jauh lebih besar dibanding pelaksanaan pemilihan presiden.

Sebelumnya, kekhawatiran akan terjadinya konflik juga diutarakan oleh anggota Fraksi PDI-P Sukur Nababan, saat menanggapi persiapan pilkada serentak pada Desember 2015.

"Potensi terjadinya konflik 3 kali lebih besar dari pilpres. Pilkada serentak melibatkan elit, kelas menengah, hingga akar rumput. Pilkada sangat lokalisti. Semua lapisan akan menghadiri kegiatan apapun yang dilaksanakan," ujar Muhammad, saat menjadi narasumber dalam diskusi yang digelar Magister Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana, di Jakarta, Senin (29/6/2016).

Selain melibatkan banyak kepentingan, menurut Muhammad, mekanisme pilkada serentak yang dibuat hanya satu putaran juga dinilai rawan menimbulkan konflik. Misalnya, selisih angka perolehan yang hanya berbeda tipis dikhawatirkan akan menimbulkan upaya persaingan yang tidak sehat.

Sementara itu, Sukur Nababan meragukan kapasitas yang dimiliki Kepolisian apabila pelaksanaan pilkada serentak menimbulkan konflik. Menurut dia, potensi penanganan kerusuhan bisa menjadi problem besar jika tidak dipersiapkan sejak awal.

"Bayangkan kalau hampir di semua daerah rusuh, ini bisa crash. Apakah polisi cukup? Sedangkan menangani konflik di satu daerah saja Kepolisian kewalahan," kata Sukur.

Menurut Sukur, pelaksanaan pilkada serentak sebaiknya tidak hanya diukur melalui efektivitas, dan efisiensi saja. Tetapi, harus diperhatikan juga mengenai antisipasi potensi konflik yang bisa saja terjadi, yang bahkan menimbulkan kerugian yang jauh lebih besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com