Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga di Dapilnya Makan Pakan Ternak, Ini Kata Ketua DPR

Kompas.com - 23/06/2015, 20:44 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto mengaku sudah berkoordinasi langsung dengan menteri terkait untuk menindaklanjuti warga di daerah pemilihannya di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang dilaporkan mengonsumsi pakan ternak. Setya mengaku peduli akan kondisi warga di daerah pemilihannya tersebut. (Baca: Ketua DPR Dikritik karena Tak Tengok Warganya yang Makan Pakan Ternak)

"Saya sudah koordinasi langsung dengan Mentan, Menteri PU, dan Mensos," kata Setya di kediaman dinasnya di Jalan Widya Chandra, Jakarta, Selasa (23/6/2015), seusai acara buka puasa bersama.

Setya menyampaikan bahwa wilayah di daerah pemilihannya itu termasuk daerah kering sehingga kekurangan bahan makanan. Namun, jika hujan, wilayah itu cenderung dilanda banjir.

Oleh karena itu, Setya mengaku langsung berkoordinasi dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk membangun irigasi serta bendungan. Ia juga berkoordinasi dengan Menteri Sosial dan Menteri Kehutanan terkait masalah lingkungan di wilayah itu.

"Supaya masalah yang dilalui itu dijalankan secara baik dan saya langsung tadi memerintahkan anak buah saya di sana untuk segera meninjau daerah tersebut. Saya berusaha untuk membantu semua ini dengan sukses, apalagi itu dapil saya. Tentu saya akan perhatian sekali," kata dia.

Makan pakan ternak

Sebelumnya, sejumlah anggota DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) di antaranya Setya Novanto, Herman Herry, dan Victor Laisodat dikritik lantaran sampai saat ini belum juga memberikan bantuan apa pun kepada warga Kecamatan Amanuban Selatan dan Kecamatan Kualin yang terpaksa makan putak (batang pohon lontar yang digunakan untuk makanan ternak) akibat kekeringan yang menyebabkan gagal panen.

Kritik tersebut disampaikan koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus kepada Kompas.com, Senin (22/6/2015). Menurut Selestinus, berbagai peristiwa menyedihkan seperti busung lapar, perdagangan orang, kelaparan secara masif dan korupsi yang silih berganti terjadi secara masif dan merajalela di NTT, seolah-olah semakin menambah jarak yang jauh antara warga masyarakat NTT dengan 13 wakil rakyat yang terpilih di DPR RI khususnya dari dapil II NTT.

"Mereka adalah Setya Novanto, Herman Herry, Victor Laiskodat, dkk, yang bukan saja anggota DPR, akan tetapi yang memiliki jabatan dan wewenang strategis di DPR. Dengan kekuatan 13 anggota DPR dan jabatan strategis di DPR bahkan, Ketua DPR RI dijabat oleh Setya Novanto, maka sejumlah peristiwa malang di NTT bisa diminimalisir bahkan ditiadakan dengan mudah," kata Selestinus.

Namun, yang terjadi, lanjut Selestinus, justru sebaliknya mereka seolah buta terhadap apa yang terjadi di NTT.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Nasional
Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Nasional
Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Nasional
Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Nasional
Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Nasional
Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Nasional
Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Nasional
Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Nasional
PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

Nasional
Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com