Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Din Syamsuddin, Revolusi Mental Bisa Jadi Kunci Cegah Prostitusi "Online"

Kompas.com - 12/05/2015, 12:06 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin menilai, revolusi mental merupakan suatu strategi yang baik dalam mengubah mental, termasuk moral dan perilaku warga negara. Menurut dia, bangsa Indonesia masih dilanda "kebutaan moral" atau "tuna-aksara moral" sehingga praktik yang mencederai moral, seperti prostitusi online, masih terjadi. 

Akan tetapi, menurut Din, revolusi mental yang digagas Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla belum diterapkan dengan baik.

"Sayang kalau hanya berhenti sampai pada gagasan. Ini memerlukan sebuah strategi komprehensif total dan revolusi mental. Ini jawabannya sebenarnya. Maka, saya termasuk yang sangat mendukung ketika Pak Jokowi waktu pilpres dulu mengagas itu walaupun dalam kenyataannya setelah sekian bulan ini kelihatannya kurang gereget untuk melaksanakan apa yang disebut dengan revolusi mental," kata Din di Istana Wakil Presiden Jakarta, Selasa (12/5/2015).

Sedianya, gagasan revolusi mental dipandang pemerintah sebagai proyek besar yang bisa menciptakan ledakan dahsyat yang sistematis sehingga membawa perubahan. Pemerintah, lanjut Din, masih memiliki waktu untuk menerapkan gagasan tersebut.

"Nah, masih ada waktu buat pemerintah. Jangan kehilangan momentum, makanya itu perlu dipikirkan kembali. Itu jawaban sebagai masalah-masalah tadi," kata dia.

Saat ini, Din menilai, tuna-aksara moral tidak hanya melanda masyarakat lapisan bawah, tetapi juga kalangan terdidik. Jika dibiarkan, fenomena ini bisa meruntuhkan bangsa Indonesia. Sebagai pimpinan organisasi Islam di Indonesia, Din merasa prihatin atas maraknya prostitusi online. Yang muncul di pemberitaan dipandangnya sebagai puncak gunung es yang hanya terlihat di permukaan.

"Sangat memperihatinkan berita tentang prostitusi online, apalagi melibatkan kalangan atas, selebriti, politisi. Saya kira itu hanyalah bongkahan gunung es yang hanya kecil di permukaan, tetapi besar di dalamnya," kata Din.

Bisinis prostitusi seakan diminati oleh sebagian kalangan. Berbagai kasus prostitusi yang terbongkar memperlihatkan peminat prostitusi berasal dari masyarakat kelas bawah hingga kelas atas. Belum lama ini, kepolisian menangkap RA (32), seorang pria yang diduga berperan sebagai mucikari. Ia menawarkan jasa wanita penghibur dari kalangan artis dan model dengan tarif Rp 80 juta hingga Rp 200 juta. Dari praktik itu, RA mendapatkan keuntungan kurang lebih 30 persen dari tarif wanita yang disewa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 16 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 16 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pedangdut Nayunda Nabila Irit Bicara Usai Diperiksa Jadi Saksi TPPU SYL

Pedangdut Nayunda Nabila Irit Bicara Usai Diperiksa Jadi Saksi TPPU SYL

Nasional
KSP Ungkap 9 Nama Pansel Capim KPK Harus Sudah di Meja Setneg Akhir Mei, Juni Bekerja

KSP Ungkap 9 Nama Pansel Capim KPK Harus Sudah di Meja Setneg Akhir Mei, Juni Bekerja

Nasional
Uang Kuliah Mahal, Pengamat: Kebijakan Pemerintah Bikin Kampus Jadi Lahan Bisnis

Uang Kuliah Mahal, Pengamat: Kebijakan Pemerintah Bikin Kampus Jadi Lahan Bisnis

Nasional
Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

Nasional
BNBP: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

BNBP: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

Nasional
Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Nasional
Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Nasional
Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Nasional
Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Nasional
Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

Nasional
Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nasional
LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

Nasional
Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com