Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Tangkap Bandar Narkoba!

Kompas.com - 07/05/2015, 14:17 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla memerintahkan Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan dan Barat Suhardi untuk menangkap bandar narkotika dan obat-obatan terlarang yang beroperasi di wilayah tersebut. Bahkan, jika mampu, Kalla meminta agar kejaksaan menemukan pabrik pembuatan narkoba.

"Narkoba masalah nasional yang harus diseriusi, dari pelajar sampai profesor kena. Pasti ada bandarnya, itu harus dicari kejaksaan dan polisi. Kalau pemakai tentu banyak, usahakan temukan bandarnya, siapa tahu ada pabriknya juga," kata Kalla di Istana Wakil Presiden Jakarta, Kamis (9/5/2015), ketika mengikuti telekonferensi dengan Kajati Sulselbar Suhardi.

Menurut Kalla, kejahatan narkotika dan obat-obatan terlarang tidak bisa didiamkan karena mengancam masa depan generasi muda. Mulanya, Suhardi melaporkan kepada Kalla bahwa kasus narkotika paling menonjol di Sulselbar. Kondisi ini, menurut dia, cukup memprihatinkan.

Hampir setiap hari Suhardi menandatangani berkas rencana penuntutan yang berkaitan dengan kejahatan narkotika. (Baca: BNN: Narkoba Membuat Daya Saing SDM Indonesia Rendah)

"Dari segi penindakan hukum, di Sulsel ini, dari apa yang dicermati, sangat memprihatinkan soal narkoba. Memang hampir setiap hari saya tanda tangani rentut (rencana tuntutan) narkoba, di Sulsel yang menonjol narkoba," ujar Suhardi kepada Kalla.

Ia pun mengaku sudah meminta Kejaksaan Negeri di wilayahnya untuk melakukan penyuluhan narkoba. Selain mengingatkan Kajati untuk menangkap bandar narkoba, Kalla meminta Kajati turut mencermati kasus korupsi dan terorisme. Menurut Kalla, ada salah kaprah yang terjadi di masyarakat mengenai pemberantasan korupsi. (Baca: Menkumham: Bandar Narkoba Akan Dimiskinkan)

"Ada kadang-kadang orang salah kaprah karena banyak yang ditahan, (pemberantasan) korupsi, makin baik. Padahal, makin sedikit (yang ditahan), semakin aman," sambung Kalla.

Menurut Kalla, jika semakin banyak pelaku tindak pidana korupsi yang ditahan, maka upaya yang dilakukan penegak hukum belum berhasil karena belum menimbulkan efek jera.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Nasional
Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com