Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Pengurus Baru Terseret Kasus Korupsi, Ini Klarifikasi PDI-P

Kompas.com - 10/04/2015, 21:48 WIB
Indra Akuntono

Penulis

SANUR, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto berharap tidak ada pihak yang meragukan komitmen PDI-P dalam mendukung pemberantasan korupsi. Hasto mengungkapkan itu sekaligus sebagai klarifikasi masuknya beberapa kader dalam kepengurusan partai meski pernah dikaitkan dengan kasus korupsi.

"Yakinlah, jika memang ada kader PDI-P terbukti tertangkap tangan (korupsi) partai tidak segan memberikan pemecatan," kata Hasto, di Sanur, Bali, Jumat (10/4/2015).

Dalam kepengurusan PDI-P periode 2015-2020, ada nama Rokhmin Dahuri yang menjadi Ketua Bidang Kemaritiman. Rokhmin adalah mantan narapidana kasus korupsi dana nonbudgeter sewaktu menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan. Rokhmin pernah divonis 7 tahun penjara, kemudian berkurang menjadi 4,5 tahun usai mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung.

Ada juga nama Bambang Dwi Hartono yang menjadi Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP PDI-P. Bambang merupakan tersangka kasus korupsi dana Jasa Pungut senilai Rp 720 juta. Mantan Wali Kota Surabaya itu ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Jatim sejak November 2013. Tapi hingga kini Bambang tidak ditahan karena dianggap kooperatif selama pemeriksaan. (Baca: Bambang DH Jadi Tersangka Kasus Gratifikasi Rp 720 Juta)

Lalu ada juga Idham Samawi yang menjadi Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi DPP PDI-P. Idham diduga melakukan tindak pidana korupsi dalam kasus dana hibah Persiba Bantul senilai Rp 12,5 miliar.

Meski telah menetapkan tersangka pada 2013 lalu, hingga awal tahun 2015 ini Kejaksaan Tinggi DIY belum juga melimpahkan berkas kasus korupsi Idham Samawi ke pengadilan. Sampai kini, kasus ini terbilang masih "menggantung".  (Baca: Kasus Korupsi Hibah Persiba Bantul Masih "Menggantung")

Kemudian masuk juga Olly Dondokambey dalam kepengurusan PDI-P sebagai bendahara umum. Nama Olly diketahui beberapa kali disebut dalam kasus Hambalang.

Adalah Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin yang menyebut nama Olly Dondokambey sebagai penerima uang Rp 7,5 miliar dan Rp 5 miliar dari proyek pengadaan sarana dan prasarana olahraga Hambalang. Nazaruddin juga menyebut Olly yang ketika itu menjadi pimpinan Badan Angggaran DPR berperan dalam mengatur anggaran proyek Kementerian Pemuda dan Olahraga itu. (Baca: Nazaruddin: Olly Terima Rp 12,5 Miliar dari Hambalang)

Hasto anggap dipolitisir

Meski demikian, Hasto menganggap, kasus-kasus korupsi yang menjerat nama-nama tersebut kental dengan nuansa dipolitisir.

"Misalnya dalam kasus Idham Samawi, dalam kajian yang dilakukan oleh DPP PDI-P, ada latar belakang politik yang sangat kuat berkaitan dengan pilkada," ungkapnya.

Tapi Hasto tidak menjelaskan secara rinci alasan dia menganggap kasus-kasus itu penuh nuansa politis.

Selain itu, Hasto memastikan partainya akan bersikap tegas terhadap kadernya yang diindikasi kuat terlibat kasus korupsi. Hasto mencontohkan, partai berlambang banteng hitam dengan moncong putih itu tidak akan memberi bantuan pada Adriansyah, kader yang ditangkap oleh penyidik KPK Kamis kemarin.

Adriansyah juga akan dipecat dari PDI-P dan statusnya sebagai anggota DPR RI pun akan dikenakan pergantian antarwaktu.

"Kalau dia pejabat negara, dalam DPR ketika dia melakukan tindak pidana, maka partai akan mengambil sikap dengan tegas berupa pemecatan," ujar Hasto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com