Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Kirim Tambahan Tenaga untuk Bantu KBRI Evakuasi WNI di Yaman

Kompas.com - 30/03/2015, 18:54 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mengirimkan tambahan personel untuk membantu Kedutaan Besar RI di Yaman mengevakuasi warga negara Indonesia yang berada di negara tersebut. Menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla, jumlah diplomat Indonesia yang bertugas di KBRI Yaman saat ini tergolong sedikit sehingga memerlukan tambahan tenaga untuk mengevakuasi kurang lebih 4000 WNI. (Baca: Pemerintah Ingin Evakuasi WNI di Yaman)

"Kedutaan kita kecil, cuma tiga diplomatnya, jadi didatangkan orang dari Jakarta. Jadi tambah personel dari Jakarta atau kedutaan sekitarnya untuk membantu tiga orang itu untuk mengeluarkan 4.000 orang Indonesia yang sebagian besar pelajar," kata Kalla, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (30/3/2015).

Kalla mengaku sudah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengenai proses evakuasi WNI di tengah perang saudara yang berkecamuk di Yaman. (Baca: Kemenlu Kesulitan Cari 21 WNI yang Ditahan di Yaman)

Kepada Menlu, Kalla memerintahkan agar para WNI dikeluarkan dari wilayah Yaman baik melalui jalur laut mau pun jalur udara. Ia berharap para WNI bisa dievakuasi ke negara lain untuk sementara waktu.

"Ya keluar, apakah dia ke Dubai atau ke Oman atau keluar ke Saudi, lagi diusahakan. Nanti itu (setelahnya) baru diatur (kembali) ke Indonesia," tutur Kalla.

Perang saudara di Yaman semakin sengit. Pertempuran melawan milisi Houthi yang mengkudeta pemerintahan Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi di Yaman semakin meluas. Konflik kini melibatkan koalisi Teluk pimpinan Arab Saudi, setelah Presiden Hadi memintanya.

Saat ini, jumlah WNI di Yaman mencapai 4.159 orang. Sebanyak 2.626 orang di antaranya adalah mahasiswa dan sekitar 1.488 orang adalah tenaga kerja profesional yang bekerja di perusahaan migas. Sementara, untuk keluarga KBRI di Yaman jumlahnya mencapai 40 orang.

Dari ribuan WNI di Yaman, sebanyak 21 orang ditahan karena masalah keimigrasian. Dalam waktu dua hari mendatang, pemerintah akan melakukan evakuasi besar-besaran. Pesawat-pesawat TNI Angkatan Udara juga akan dikerahkan dari Jakarta untuk menjemput seluruh WNI. (Baca: TNI Siap Evakuasi WNI di Yaman)

Pemerintah Indonesia pun bekerja sama dengan negara-negara sekitar Yaman untuk memastikan pesawat TNI AU tidak menjadi sasaran tembak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com