Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepada Jokowi, Kepala Daerah Minta Perlindungan untuk Tak Dikriminalisasi

Kompas.com - 13/02/2015, 17:32 WIB
Sabrina Asril

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com — Pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan para kepala daerah di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/2/2015) sore, menjadi ajang para bupati dan gubernur mengemukakan kekhawatirannya akan kriminalisasi. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menilai saat ini banyak pejabat daerah yang tersandera kasus hukum karena ketidaktahuannya.

"Jangan ada kriminalisasi hukum. Kadang contohnya ada tadi di Ambon, kasihan kan hanya karena gara-gara berita koran Kajari-nya megang tiga pulau, akhirnya ada berita koran kepala dinas ini terindikasi merugikan negara," ujar Ahok di Istana Bogor, Jumat sore.

Lantaran dianggap merugikan negara, pejabat negara itu pun akhirnya bolak-balik mengikuti pemeriksaan dan harus menyeberang pulau. "Itu uangnya dari mana? SPPD kan enggak bisa karena dipanggil pribadi, jadi orang bisa enggak kerja dan bangkrut," ucap Ahok.

Mantan Bupati Belitung Timur itu mengungkapkan bahwa Presiden Jokowi akhirnya berjanji akan membuat sistem yang lebih baik ke depannya.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengungkapkan, untuk mencegah kesalahan aksi pejabat daerah yang berujung pidana, maka pemerintah pusat akan segera menugaskan beberapa auditor dari BPKP untuk memberikan pendampingan. BPKP, lanjut Tjahjo, kini juga langsung bertanggung jawab kepada presiden.

"Jadi akan ada pendampingan di setiap kabupaten. BPKP akan langsung pro-aktif mendampingi, katanya begitu. Mungkin minggu depan sudah dilantik kepala BPKP-nya," ucap Tjahjo.

Dia menjelaskan, dalam berbagai kasus yang melibatkan kepala daerah, area yang menjadi rawan korupsi terkait dengan perencanaan anggaran, masalah dana hibah dan bansos, perjalanan dinas, pajak, serta retribusi. Terkait semua hal yang berhubungan dengan anggaran, Tjahjo mengingatkan agar semua disusun secara terukur.

"Sepanjang hati-hati, maka tidak menimbulkan kerugian negara memang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bamsoet Janji Bakal Hadir pada Sidang Lanjutan MKD soal Isu Amendemen

Bamsoet Janji Bakal Hadir pada Sidang Lanjutan MKD soal Isu Amendemen

Nasional
Calon Penumpang Pesawat Diminta Datang 3 Jam Lebih Awal ke Bandara Imbas Sistem Imigrasi Alami Gangguan

Calon Penumpang Pesawat Diminta Datang 3 Jam Lebih Awal ke Bandara Imbas Sistem Imigrasi Alami Gangguan

Nasional
KY Sebut Tak Terdampak Ganguan PDN

KY Sebut Tak Terdampak Ganguan PDN

Nasional
Prabowo Kumpulkan Ketum Parpol KIM Plus Erick Thohir di Kemenhan, Bahas Apa?

Prabowo Kumpulkan Ketum Parpol KIM Plus Erick Thohir di Kemenhan, Bahas Apa?

Nasional
Polri Hormati Langkah Pihak Pegi Setiawan Ajukan Praperadilan

Polri Hormati Langkah Pihak Pegi Setiawan Ajukan Praperadilan

Nasional
Prabowo Mangkir Panggilan PTUN soal Gugatan Bintang 4, Pilih Hadiri Penyematan Bintang Bhayangkara Utama Polri

Prabowo Mangkir Panggilan PTUN soal Gugatan Bintang 4, Pilih Hadiri Penyematan Bintang Bhayangkara Utama Polri

Nasional
Respons Gerindra dan PAN Saat Golkar Sebut Elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta Menurun

Respons Gerindra dan PAN Saat Golkar Sebut Elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta Menurun

Nasional
Gerindra Tak Paksakan Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jakarta

Gerindra Tak Paksakan Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jakarta

Nasional
Rangkaian Puncak Haji Berakhir, 295 Jemaah Dibadalkan

Rangkaian Puncak Haji Berakhir, 295 Jemaah Dibadalkan

Nasional
Gerindra: Memang Anies Sudah 'Fix' Maju di Jakarta? Enggak Juga

Gerindra: Memang Anies Sudah "Fix" Maju di Jakarta? Enggak Juga

Nasional
Alasan Polri Beri Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Utama ke Prabowo: Berjasa Besar

Alasan Polri Beri Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Utama ke Prabowo: Berjasa Besar

Nasional
Kuota Tambahan Haji Reguler Dialihkan ke Haji Plus, Gus Muhaimin: Mencederai Rasa Keadilan

Kuota Tambahan Haji Reguler Dialihkan ke Haji Plus, Gus Muhaimin: Mencederai Rasa Keadilan

Nasional
Polri Klaim Penyidik Tak Asal-asalan Tetapkan Pegi Setiawan Jadi Tersangka Pembunuhan 'Vina Cirebon'

Polri Klaim Penyidik Tak Asal-asalan Tetapkan Pegi Setiawan Jadi Tersangka Pembunuhan "Vina Cirebon"

Nasional
Menkominfo Janji Pulihkan Layanan Publik Terdampak Gangguan Pusat Data Nasional Secepatnya

Menkominfo Janji Pulihkan Layanan Publik Terdampak Gangguan Pusat Data Nasional Secepatnya

Nasional
Terdampak Gangguan PDN, Dirjen Imigrasi Minta Warga yang ke Luar Negeri Datangi Bandara Lebih Awal

Terdampak Gangguan PDN, Dirjen Imigrasi Minta Warga yang ke Luar Negeri Datangi Bandara Lebih Awal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com