Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Penemuan CVR AirAsia QZ8501

Kompas.com - 13/01/2015, 19:19 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

PANGKALAN BUN, KOMPAS.com - Kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501 berupa cockpit voice recorder (CVR) yang dicari sejak kemarin telah ditemukan oleh tim penyelam gabungan yang berada di Kapal Negara (KN) Jadayat, Selasa (13/1/2015).

Adapun penyelam yang ikut turun menemukan CVR sebanyak tiga orang, dan mulai menyelam sejak dini hari. "Penyelaman dimulai pada jam 05.33 WIB, diturunkan tiga penyelam. Lalu jam 06.59 digantikan oleh tiga penyelam lagi, Lettu Laut Pelaut Aang Zaenal, Sertu Widodo Hadi, dan Serda Rajab Suwarno," kata Panglima Armada TNI Wilayah Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Widodo.

Widodo menceritakan, ketiga penyelam tersebut menyelam beberapa saat dengan mengobservasi tempat-tempat yang tertera dari deteksi sinyal ping, yakni 20 meter dari titik ditemukannya flight data recorder (FDR). Hingga pukul 07.13 WIB, CVR akhirnya berhasil ditemukan.

CVR dibawa ke KN Jadayat untuk kemudian diserahkan ke KRI Banda Aceh. Dari KRI Banda Aceh, CVR diletakkan sementara hingga Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi bersama Pangarmabar dan Pangkoopsau 1 Marsda Agus Dwi Putranto datang ke kapal tersebut untuk mengecek keabsahan nomor seri black box.

Setelah memastikan CVR benar milik AirAsia QZ8501, mereka membawa alat itu dari KRI Banda Aceh menuju Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah menggunakan dua helikopter, yaitu milik TNI Angkatan Laut dan Badan SAR Nasional (Basarnas).

Sesampainya di Lanud Iskandar, CVR ditampilkan kepada media sesaat lalu langsung dibawa oleh pesawat TNI Angkatan Udara (AU) ke Jakarta. Pantauan Kompas.com, tampak dari fisik CVR dimasukkan di dalam sebuah koper hitam, berbeda dengan penemuan FDR kemarin yang ditaruh dengan wadah transparan.

Pesawat TNI AU dengan CVR sendiri meninggalkan Lanud Iskandar pada pukul 18.40 WIB. Dengan ditemukannya FDR dan CVR, dua bagian penting black box, KNKT bisa langsung melakukan investigasi dengan mengunduh data-data yang telah terekam di dalam black box.

Menurut Tatang, proses investigasi dengan komponen black box yang lengkap sudah bisa dikatakan 70 persen berjalan. Sedangkan 30 persen lainnya menunggu keseluruhan puing pesawat dan korban lainnya yang belum ditemukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Nasional
Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com