Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ISIS Dilaporkan Telah Membunuh Secara Massal 322 Orang di Irak

Kompas.com - 03/11/2014, 04:09 WIB


BAGHDAD, KOMPAS.com
- Milisi-milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dilaporkan telah membunuh 200 anggota sebuah suku di Irak di provinsi barat Anbar, termasuk puluhan perempuan dan anak-anak.

Adapun pernyataan itu merupakan konfirmasi yang pertama kalinya yang dikeluarkan pemerintah mengenai adanya dugaan pembantaian massal tersebut.

Disebutkan oleh seorang kepala suku, pembunuhan massal tersebut dilakukan secara sistematis dan terus berlangsung pada Minggu (02/10/2014). Pembantaian massal tersebut menandai pertumpahan darah terburuk yang terjadi di Irak sejak milisi-milisi Sunni menyapu wilayah utara pada Juni dengan tujuan membentuk kekhalifahan layaknya yang dilakukan pada abad pertengahan di Irak serta Suriah.

Sebelumnya, suku Albu Nimr, yang juga merupakan kalangan Sunni, sudah berminggu-minggu melakukan perlawanan terhadap ISIS. Namun, perjuangan mereka akhirnya mengalami kemunduran karena kekurangan amunisi, makanan serta bahan bakar pekan lalu ketika para prajurit ISIS menguasai desa mereka, Zauiyat Albu Nimr.

"Jumlah warga yang terbunuh oleh ISIS dari suku Albu Nimr mencapai 322 orang. Jenazah 50 perempuan dan anak-anak juga ditemukan dalam keadaan dibuang di dalam sebuah liang," kata Kementerian Hak-hak Asasi Manusia Irak, Minggu.

Salah satu kepala suku, Sheikh Naeem al-Ga'oud, mengatakan kepada Reuters bahwa ia telah berulang kali meminta pemerintah pusat dan tentara untuk menyediakan senjata bagi para anggotanya namun permintaan itu tidak diindahkan.

Televisi pemerintah mengatakan, pada Minggu (02/10/2014), Perdana Menteri Haider al-Abadi telah memerintahkan dilakukannya serangan udara terhadap target-target Negara Islam di sekitar kota Hit sebagai reaksi atas pembunuhan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com