Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kesulitan yang Dihadapi Jokowi-JK dalam Menyusun Kabinet

Kompas.com - 22/10/2014, 14:39 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui adanya sejumlah kesulitan mencari calon yang tepat untuk mengisi kabinet yang dibentuk Presiden Joko Widodo. Kalla mengatakan, perlu kehati-hatian dalam menentukan para menteri pengisi kabinet yang akan bekerja selama lima tahun mendatang.

Menurut Kalla, bukan hal mudah mencari seseorang yang memiliki keahlian, kredibel, pengalaman, kepemimpinan, dan rekam jejak baik. "Tentu yang pertama mencari atau memutuskan orang yang punya keahlian, kredibel, leadership (kepemimpinan), pengalaman yang baik," kata Kalla di Istana Wakil Presiden Jakarta, Rabu (22/10/2014).

Kesulitan lainnya adalah menyeimbangkan antara menteri dari kalangan profesional non partai dan dari partai poltik. Selain itu, menurut Kalla, perlu diperhatikan bagaimana mengharmonisasikan kepentingan semua wilayah di Indonesia. "Ini kan kabinet Nusantara, agama harus seimbang, laki-laki, perempuan," ujarnya.

Saat ditanya apakah Jokowi-Kalla terbebani kepentingan pihak tertentu dalam menyusun kabinetnya, Kalla menjawab ada kepentingan rakyat yang membebani mereka. Dalam menyusun kabinet, Jokowi-Kalla juga mempertimbangkan rekomendasi Komisi Pemberantasan Korupsi. Atas permintaan Jokowi, KPK melakukan penelusuran rekam jejak para calon menteri.

Penelusuran KPK menghasilkan tanda kuning dan merah pada calon menteri yang diajukan Jokowi. Warna kuning menandakan calon tersebut pernah dilapori masyarakat, sedangkan merah mengindikasikan calon itu terlibat kasus dugaan korupsi.

Kalla juga mengatakan, susunan kabinet kemungkinan akan diumumkan di Istana Kepresidenan Jakarta dalam satu dua hari ini. Sekitar pukul 11.15 WIB, Kalla menemui Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta. Ia kembali di Istana Wapres sekitar pukul 13.50 WIB.

Saat ditanya maksud pertemuannya dengan Jokowi, Kalla mengaku tidak ada agenda khusus. "Biasa, masa presiden dan wapres tidak bertemu? Kan bertemu setiap hari. Biasa sambil makan-makan," ujar dia.

Sejak Senin (20/10/2014) malam hingga Rabu (22/10/2014) ini, para politisi, pejabat, hingga akademisi datang silih berganti menemui Jokowi. Pada Selasa kemarin, Jokowi telah memanggil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketua DPP Partai Hanura Yuddy Chrisnandi, politisi PDI-P Aria Bima, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara, mantan Kepala Badan Intelijen Negara AM Hendropriyono, mantan KSAD Ryamizard Ryacudu, cendekiawan muslim Komaruddin Hidayat, dan mantan Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung.

Hari ini Jokowi memanggil Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Ketua DPP Partai Nasdem Siti Nurbaya, dan praktisi hukum tata negara Saldi Isra. Sejauh ini seleksi calon menteri Jokowi bersifat tertutup. Jokowi dikabarkan menyodorkan 43 nama, dari jumlah itu Jokowi akan memutuskan 33 orang masuk menjadi anggota kabinetnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com