Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Sebut Perppu SBY sebagai Tindakan Penutup Malu

Kompas.com - 03/10/2014, 22:51 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto mempertanyakan posisi politisi Partai Demokrat, Agus Hermanto, yang terpilih menjadi Wakil Ketua DPR 2014-2019 melalui sistem paket Koalisi Merah Putih.

Hasto menduga, pengikutsertaan nama Agus dalam pencalonan berhubungan erat dengan aksi walk out Demokrat pada sidang paripurna rancangan undang-undang pemilihan kepala daerah beberapa waktu lalu. Karena Demokrat selaku pemilik suara mayoritas akhirnya walk out, Koalisi Merah Putih, yang mendukung agar pilkada melalui DPRD, menang dalam pemungutan suara melawan koalisi Joko Widodo-Jusuf Kalla yang mendukung agar pilkada dilaksanakan secara langsung.

"Terbukti, Partai Demokrat ikut memainkan peran strategisnya sehingga mampu menempatkan salah satu keluarga besar SBY (Agus Hermanto) sebagai Wakil Ketua DPR RI," kata Hasto melalui siaran pers, Jumat (3/10/2014) malam.

Agus memang tidak memiliki hubungan darah langsung dengan SBY. Hubungan kekerabatan Agus dengan SBY berasal dari kakaknya, Hadi Utomo, yang merupakan ipar Ani Yudhoyono.

"Dengan demikian, kini sangatlah jelas bahwa sikap walk out Partai Demokrat tersebut sebagai kartu masuk untuk bergabung dalam Koalisi Merah Putih," lanjut Hasto.

Oleh karena itu, Hasto menilai, langkah SBY yang kini membentuk peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) bukan karena ia benar-benar mendukung pilkada langsung. Upaya itu terpaksa dilakukan oleh SBY karena desakan yang begitu besar dari publik.

"Suatu tindakan penutup malu karena, sebagai ketua umum sekaligus sebagai ketua dewan pembina, ketua majelis tinggi, dan ketua dewan kehormatan PD, sangat mustahil jika SBY tidak mengetahui aksi walk out fraksinya. Hukum negara jangan dipermainkan untuk politik dua kaki," tekan Deputi Tim Transisi itu.

Hasto lalu mengaitkan manuver politik SBY itu dengan isu pertemuan Megawati Soekarnoputri-SBY yang saat ini santer diberitakan.

"Selain sebagai bentuk politik pencitraan, SBY menempatkan sulitnya bertemu dengan Megawati sebagai cara untuk menutupi berbagai manuver politiknya," ujar dia.

Sebelumnya, Koalisi Merah Putih berhasil mendapatkan empat kursi pimpinan DPR, yakni Setya Novanto (Fraksi Partai Golkar) sebagai Ketua DPR, sementara tiga wakilnya adalah Fahri Hamzah (F-PKS), Taufik Kurniawan (F-PAN), dan Fadli Zon (F-Partai Gerindra). Satu kursi terakhir diberikan kepada Agus Hermanto setelah Demokrat juga mendukung paket pimpinan DPR yang diajukan oleh KMP.

Koalisi Jokowi-JK hanya terdiri dari empat partai dan gagal melobi partai lain hingga akhirnya gagal pula mengusung paket calon pimpinan. Paket calon pimpinan harus mencakup lima orang dari lima fraksi yang berbeda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Nasional
Momen Jokowi 'Nge-Vlog' Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Momen Jokowi "Nge-Vlog" Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com