Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Harus Berani Jadi Partai Oposisi

Kompas.com - 13/08/2014, 10:23 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Golkar disarankan berani mengambil sikap berada di luar pemerintahan. Pilihan itu dianggap tepat sebagai upaya partai berlambang pohon beringin itu memperbaiki diri dan mematangkan kaderisasi internal untuk menghadapi pemilihan umum selanjutnya.

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menjelaskan, konflik yang terjadi di internal Golkar saat ini dipicu karena tak adanya keberanian untuk beroposisi. Padahal, sebagai partai besar dengan perolehan kursi signifikan di parlemen, Golkar berpeluang menjadi partai penyeimbang yang berperan mengkritisi kebijakan pemerintah.

"Golkar harusnya sadar, harus berani mereposisi dan keluar dari bayang-bayang sebagai partai penguasa," kata Siti, saat dihubungi, Rabu (13/8/2014).

Selain menjadi partai penyeimbang, kata Siti, keberanian Golkar beroposisi juga akan menegaskan garis politik yang dianut dan menghilangkan stigma sebagai partai oportunis yang selalu menempel pada kekuasaan. Dengan garis politik yang jelas, maka publik tak terus dibuat bingung sehingga dukungan dari dalam dan luar partai semakin solid dan Golkar dapat merasakan manfaatnya di pemilihan umum selanjutnya.

"Selama ini kan Golkar tidak jelas warnanya, dianggap opurtunis. Padahal lebih baik mundur satu langkah untuk maju beberapa langkah di pemilu selanjutnya," ucap Siti.

Seperti diketahui, konflik di internal Golkar terus mengemuka dan berkaitan dengan Pemilihan Umum 2014. Kondisi partai ini terbelah setelah Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie dianggap gagal memenangkan Golkar di Pemilu Legislatif 2014 dan keliru mengambil sikap koalisi di pemilu presiden.

Suhu makin memanas setelah Joko Widodo-Jusuf Kalla ditetapkan sebagai pemenang Pilpres 2014 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Kritik pada Aburizal semakin deras karena memilih mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Aburizal menegaskan bahwa Golkar akan menjadi oposisi jika Jokowi-JK ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Sementara kubu lainnya memandang Golkar harus ada dalam pemerintahan karena oposisi tak dikenal dalam ideologi dan sejarah Golkar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Kunker ke Kalimantan Tengah untuk Cek Bantuan Pompa Air

Jokowi Kunker ke Kalimantan Tengah untuk Cek Bantuan Pompa Air

Nasional
Saat Kominfo Mengaku Tak Takut terhadap Peretas PDN yang Minta Rp 131 Miliar, Klaim Pegawainya Kerja 24 Jam

Saat Kominfo Mengaku Tak Takut terhadap Peretas PDN yang Minta Rp 131 Miliar, Klaim Pegawainya Kerja 24 Jam

Nasional
Gerindra: Prabowo Tak Berhalangan untuk Menemui Lawan Politik

Gerindra: Prabowo Tak Berhalangan untuk Menemui Lawan Politik

Nasional
Komisi I DPR Panggil Menkominfo dan BSSN Besok, Tuntut Penjelasan soal PDN Diserang

Komisi I DPR Panggil Menkominfo dan BSSN Besok, Tuntut Penjelasan soal PDN Diserang

Nasional
Satgas Pemberantasan Judi Online Tak Langsung Sasar Bandar, Prioritaskan Pencegahan

Satgas Pemberantasan Judi Online Tak Langsung Sasar Bandar, Prioritaskan Pencegahan

Nasional
Pendaftaran Capim dan Dewas KPK 2024-2929 Mulai Dibuka

Pendaftaran Capim dan Dewas KPK 2024-2929 Mulai Dibuka

Nasional
PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi 'Online'

PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi "Online"

Nasional
4 Bandar Besar Judi 'Online' di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

4 Bandar Besar Judi "Online" di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

Nasional
Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Nasional
Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Nasional
Ketua RT di Kasus 'Vina Cirebon' Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Keterangan Palsu

Ketua RT di Kasus "Vina Cirebon" Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Keterangan Palsu

Nasional
Kongkalikong Pengadaan Truk, Eks Sestama Basarnas Jadi Tersangka

Kongkalikong Pengadaan Truk, Eks Sestama Basarnas Jadi Tersangka

Nasional
PKS Klaim Ridwan Kamil Ajak Berkoalisi di Pilkada Jabar

PKS Klaim Ridwan Kamil Ajak Berkoalisi di Pilkada Jabar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com