Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompleks Menteri di Jakarta Jadi Patokan Harga Rumah Mantan Presiden-Wapres

Kompas.com - 13/06/2014, 13:52 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Kementerian Keuangan akan menggunakan dua kompleks menteri di Jalan Widya Chandra dan Jalan Denpasar, Kuningan, Jakarta, sebagai patokan menentukan anggaran rumah bagi mantan presiden dan wakil presiden. Anggaran rumah itu akan dinilai dari luas tanah dan bangunan serta harga tanah di kedua lokasi itu.

"Harus dicari mana yang pantas untuk presiden dan wakil presiden. Kan ada itu referensinya, rumah pejabat negara sekarang di mana, ada di Kuningan, Widya Chandra, kan bisa digunakan sebagai referensi," ujar Menteri Keuangan Chatib Basri di Istana Negara, Jakarta, Jumat (13/6/2014).

Menurut dia, penetapan referensi kedua lokasi sebagai pagu anggaran bagi rumah mantan presiden dan wakil presiden sebagai peraturan terdahulu yang diterbitkan pada tahun 2004. Pada aturan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2004 itu disebutkan bahwa rumah bagi mantan presiden dan mantan wakil presiden maksimal Rp 20 miliar.

Nilai ini dianggap tidak lagi cukup lantaran harga properti yang terus meningkat 30 persen setiap tahunnya.

"Jadi tidak disebutkan tentang harga, tetapi refernya adalah areal dan luas bangunan. Harganya berdasarkan luas dan lokasi," imbuh Chatib.

Mantan presiden dan wakil presiden selanjutnya, kata Chatib, bisa mendirikan rumah di kompleks para menteri itu. Namun, jika ternyata tidak ada lahan yang cukup, mantan presiden dan wakil presidennya bisa mengambil uang yang dianggarkan negara sesuai dengan harga tanah dan bangunan di dua kompleks menteri itu.

Selain rumah, Chatib mengaku bahwa pemerintah juga akan menanggung beban pajak dan biaya lainnya. Menurut dia, hal tersebut wajar dilakukan sebagai apresiasi bagi mantan presiden dan wakil presiden.

"Masa enggak boleh ada apresiasi kepada presiden? Itu dengan sendirinya, kalau rumah diberikan kan termasuk biaya. Masa itu nanti di Perpres ditulis lagi biaya notarisnya, materainya. Kan kalau rumah itu termasuk semua," kata Chatib.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com