Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wanda: Platfrom PAN Ada di Jokowi dan JK

Kompas.com - 07/06/2014, 14:49 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, kader Partai Amanat Nasional (PAN) Wanda Hamidah memberikan dukungan kepada pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Pilihan Wanda tersebut tidak segaris dengan partainya, yang mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Menurut Wanda, dia memberikan dukungan yang berbeda justru karena melihat cita-cita dan program partainya ada di sosok Jokowi-JK. "Cita-cita dan platform PAN itu ada di Jokowi. Massa PAN itu realistis. Saya bukan militan yang berdasarkan indoktrinasi," kata Wanda, saat ditemui dalam acara deklarasi #JariTengahUngu, di Manggarai, Jakara Selatan, Sabtu (7/6/2014).

Wanda mengaku, ini bukan kali pertama dia berseberangan dengan partainya. Pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012 lalu pun, dia memilih untuk mendukung Jokowi-Basuki Tjahaja Purnama. Padahal ketika itu PAN berada di kubu Fauzi Bowo.

"Saya pernah dukung Pak Jokowi di Pilkada kemarin. Ketika pilkada kemarin saya deklarasi bersama Pak Faisal Basri, karena melihat track record Pak Fauzi Bowo. Partai saya berkoalisi dengan Pak Fauzi tapi saya tidak dukung," ujar Wanda.

Mengenai keputusannya yang berbeda itu, Wanda belum tahu apakah ada sanksi yang diberikan oleh PAN. "Tanya partai saya dong. Namun PAN sangat demokratis terhadap kadernya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com