Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat Facebook, Presiden SBY Kecam Kampanye Hitam

Kompas.com - 26/05/2014, 06:56 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, melalui laman Facebook-nya yang terverifikasi, mengecam praktik kampanye hitam menjelang Pemilu Presiden 2014. Dia pun membantah melarang rakyat Indonesia memilih kandidat tertentu.

"Saya mengikuti, kompetisi antar Tim Pendukung Capres makin keras dan sering melebihi kepatutannya. Hal begitu menurut saya tidak baik. *SBY*," tulis Presiden pada Sabtu (24/5/2014). Tiga huruf singkatan nama Presiden diapit tanda bintang, sebagaimana tertera pada keterangan di bawah foto profil, menandakan status itu ditulis sendiri oleh Presiden.

Presiden pun membantah pernah mengeluarkan larangan bagi rakyat untuk memilih kandidat tertentu, sebagaimana dia temui saat memantau pemberitaan dalam satu atau dua hari sebelum status ini diunggah. "1-2 hari ini diedarkan berita bahwa 'SBY meminta rakyat untuk tidak pilih Capres X, karena membahayakan.' Sesuatu yang tidak pernah ada," tekan Presiden.

Menurut Presiden, dia tak pernah mengharuskan rakyat memilih calon presiden A maupun calon presiden B. "Juga tidak pernah melarang agar tidak pilih capres tertentu," imbuhnya. "Saya menghormati kebebasan dan kedaulatan rakyat untuk memilih capres mana yang dipercayainya. Saya tidak punya hak untuk melarang."

Kampanye

Lewat laman yang sama, Presiden menyatakan tidak ingin Pemilu Presiden 2014 berlangsung kasar, saling menghancurkan, dan disertai kampanye hitam. Menurut dia, menjelang pelaksanaan pemilu presiden ini, para bakal calon presiden harus semakin rajin menyampaikan visi, misi, dan solusi yang ditawarkan kepada rakyat.

"Jika semangatnya saling menghancurkan dan merusak, maka respek dan kepercayaan rakyat akan terganggu kepada siapapun yang terpilih nanti," tulis Presiden. Menurut Presiden, politik memang tentang kekuasaan dan juga siasat. "Tetapi tetaplah ada etikanya, juga tidak melebihi kepatutan," kata Presiden seraya menyatakan bahwa yang demikian itu adalah yang disukai rakyat.

"Terpilih menjadi Presiden bukanlah tujuan akhir," kata Presiden. "Tujuan utamanya pimpin negara dan jalankan pemerintahan ~ yang sangat tidak mudah. *SBY*," tulis Presiden dengan kembali membubuhkan tanda bahwa pesan ini ditulis langsung olehnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com