"Posisi Partai Demokrat itu hanya 10,19 persen, sehingga dengan itu kami tidak memiliki posisi tawar soal itu untuk memilih capres. Sementara di sisi lain, konvensi ini untuk mencari capres bukan cawapres, nah dengan demikian kami harus tahu diri," kata Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan di Jakarta, Sabtu (17/5/2014).
Dengan demikian, menurut Syarief, Partai Demokrat hanya bisa menawarkan 11 peserta konvensi sebagai calon wakil presiden bagi partai lain yang perolehan suaranya lebih besar yang ingin berkoalisi dengan Demokrat.
Dia juga menyatakan bahwa Demokrat tidak pernah menentukan siapa peserta konvensi yang diusung sebagai cawapres jika kelak terbentuk koalisi poros ketiga. Demokrat, menurutnya, mempersilahkan capres yang ada untuk memilih sendiri peserta konvensi yang dianggapnya cocok sebagai cawapres.
"Dan kalau menentukan cawapres silahkan capresnya, kami hanya mendorong. Misalnya dari 11 itu kader B, kami lihat kader ini bagus ya silahkan," ujar Syarief.
Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Jero Wacik membantah partainya mengajukan nama Pramono Edhie sebagai pendamping capres Partai Golkar Aburizal Bakrie. Jero mengatakan bahwa partainya tidak pernah menawarkan Pramono. Menurutnya, Golkarlah yang menginginkan Pramono sebagai pendamping Aburizal.
"Kepada peserta konvesi yang 11 orang, kami menawarkan kepada calon mitra koalisi, kami punya 11 hasil konvensi, ada 11 jadi kami tidak dorong harus Pak Pramono Edhie, jangan sampai salah menangkapnya tokoh-tokoh yang hebat-hebat yang 11 itu. Bukan dari kami itu, jangan ada persepsi kami yang menawarkan nama ini silahkan pilih karena semua hebat-hebat-hebat," tuturnya.
Dia pun menegaskan bahwa kemungkinan koalisi Golkar dengan Demokrat belum final. Belum ada titik temu mengenai bakal capres yang akan diajukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.