Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seknas Jokowi Buat "Plan" Ekonomi Berbasis Trisakti untuk Jokowi

Kompas.com - 25/04/2014, 05:57 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretariat Nasional Jokowi menyusun buku yang berisi pernyataan sikap tentang rencana (plan) ekonomi Indonesia di masa mendatang yang akan disodorkan kepada bakal calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo atau Jokowi.

"Dalam buku ini ideologi menjadi basis, bukan seperti exercise akademik semata. Di belakangnya ada Pancasila dan Trisakti. Itu menjadi basis kami," kata anggota tim pakar Seknas Jokowi, Eva Kusuma Sundari, saat peluncuran buku itu yang berjudul "Jalan Kemandirian Bangsa" di Kantor Megawati Institute, Menteng, Jakarta, Kamis (24/4/2014).

Trisakti merupakan "doktrin" yang pertama kali dimunculkan istilahnya oleh Presiden Soekarno. Di dalamnya termuat prinsip kedaulatan dalam berpolitik, kemandirian dalam ekonomi, dan kebribadian dalam kebudayaan.

Eva mengatakan kemandirian ekonomi dengan basis Trisakti menjadi sangat penting diterapkan sekarang. Langkah konkretnya, ujar dia memberikan contoh, adalah dengan membuka hubungan kerja sama yang baru dan lebih luas, misalnya ke kelompok ekonomi BRIC (Brasil, Rusia, India, China) maupun ke kawasan Eropa Timur.

"Banyak kawasan-kawasan yang bisa dikembangkan. Orientasi kebijakan ke depan seharusnya membuka ranah-ranah baru. Jangan hanya konvensional yang itu-itu saja," ucap Eva.

Sementara itu, pengajar ekonomi politik Universitas Indonesia, Andrinof A Chaniago, mengatakan buku tersebut merangkum berbagai pemikiran dan gagasan besar. Inti dari plan ekonomi yang ditawarkan Seknas Jokowi, kata dia, adalah upaya penataan dari pengelolaan sumber daya alam.

"Sebagai pembaca buku, saya membaca buku yang sangat besar dan dipadatkan dalam 60 halaman," ujar Andrinof. Kendati demikian, Andrinof mengatakan, sebenarnya tidak ada gagasan yang baru dalam plan ekonomi tersebut.

Dengan kata lain, apa yang disampaikan sudah pernah dikemukakan oleh para ahli. "Yang membedakan itu pemimpinnya. Jadi tergantung pemimpin. Kalau hanya bisa berwacana pro growth, pro job, dan pro poor ya enggak akan jadi-jadi," ujar Andrinof.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang SYL, KPK Hadirkan Sejumlah Pegawai Kementan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Sejumlah Pegawai Kementan Jadi Saksi

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Lansia Manfaatkan Rukhsah Saat Beribadah

Kemenag Imbau Jemaah Haji Lansia Manfaatkan Rukhsah Saat Beribadah

Nasional
Kemenag Akan Gelar Sidang Isbat Lebaran Idul Adha 7 Juni 2024

Kemenag Akan Gelar Sidang Isbat Lebaran Idul Adha 7 Juni 2024

Nasional
Romlah Melawan Katarak demi Sepotong Baju untuk Sang Cucu

Romlah Melawan Katarak demi Sepotong Baju untuk Sang Cucu

Nasional
“Deal” Politik Nasdem dan PKB Bakal Jadi Penentu Dukungan untuk Anies Maju pada Pilkada Jakarta 2024

“Deal” Politik Nasdem dan PKB Bakal Jadi Penentu Dukungan untuk Anies Maju pada Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Bendum dan Wabendum Partai Nasdem Jadi Saksi di Sidang SYL Hari Ini

Bendum dan Wabendum Partai Nasdem Jadi Saksi di Sidang SYL Hari Ini

Nasional
Tak Khawatirkan Gempa di Senabang Aceh, Risma: Posisinya di Laut...

Tak Khawatirkan Gempa di Senabang Aceh, Risma: Posisinya di Laut...

Nasional
PKS Minta Uang Program Tapera Tidak Dipakai untuk Proyek Risiko Tinggi seperti IKN

PKS Minta Uang Program Tapera Tidak Dipakai untuk Proyek Risiko Tinggi seperti IKN

Nasional
DPR Akan Panggil Pemerintah Terkait Polemik Pemotongan Gaji untuk Tapera

DPR Akan Panggil Pemerintah Terkait Polemik Pemotongan Gaji untuk Tapera

Nasional
Diminta Perbanyak Renovasi Rumah Lansia, Risma: Mohon Maaf, Anggaran Kami Terbatas

Diminta Perbanyak Renovasi Rumah Lansia, Risma: Mohon Maaf, Anggaran Kami Terbatas

Nasional
Hari Ini, Ahmad Sahroni Jadi Saksi di Sidang SYL

Hari Ini, Ahmad Sahroni Jadi Saksi di Sidang SYL

Nasional
Partai Buruh Tolak Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Singgung Cicilan Rumah Subsidi

Partai Buruh Tolak Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Singgung Cicilan Rumah Subsidi

Nasional
Istri, Anak, dan Cucu SYL Kembali Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

Istri, Anak, dan Cucu SYL Kembali Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anak SYL Disentil Hakim | Jampidsus Dilaporkan ke KPK Atas Dugaan Pemufakatan Jahat

[POPULER NASIONAL] Anak SYL Disentil Hakim | Jampidsus Dilaporkan ke KPK Atas Dugaan Pemufakatan Jahat

Nasional
Tanggal 2 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com