JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Golkar Yorrys Raweyai mengaku bahwa telah terjadi gejolak di internal partainya melihat hasil pemilu legislatif 2014 berdasarkan hasil hitung cepat. Internal Golkar disebutnya menuntut pertanggujawaban pengurus Dewan Pimpinan Pusat atas hasil sekitar 15 persen suara nasional.
"Gejolak internal ini sudah menyeruak sejak hasil-hasil hitung cepat keluar. Tapi karena saya menilai Golkar sudah cukup dewasa dalam menyikapi masalah, makanya kami tidak ribut-ribut sampai keluar," kata Yorrys di Jakarta, Kamis (23/4/2014).
Yorrys mengaku sudah menyampaikan poin-poin evaluasi kepada DPP beberapa waktu lalu. Ia juga mengaku sudah meminta masukan dari senior-senior Golkar seperti Akbar Tandjung, Jusuf Kalla, dan Agung Laksono.
Sebagai kader yang memperhatikan nasib partai, ia mengaku setuju agar Golkar lebih realistis terkait rencana pencalonan Aburizal Bakrie alias Ical sebagai presiden selanjutnya.
"Kader-kader selama ini selalu menyampaikan aspirasi berupa masukan-masukan buat partai. Tapi aspirasi tersebut selalu mentok di ketua umum. Saya akui dalam menentukan kebijakan kami tidak ada rapat pleno. Jadi segala kebijakan banyak diputuskan sendiri oleh ketua umum," kata anggota Komisi I DPR itu.
Berdasarkan hasil hitung cepat Kompas, Golkar diperkirakan mendapatkan perolehan suara sekitar 15,01 persen. Dengan angka itu, partai ini harus berkoalisi jika ingin mengusung Ical sebagai capres lantaran syarat ambang batas pengusungan capres-cawapres, yakni 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara nasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.