Dina Mariana (35), istri korban yang juga bekerja di Taiwan, menceritakan, sebelum meninggal, suaminya mendapat tugas malam selama 7 hari berturut-turut. Dina mengatakan, suaminya bekerja di sebuah pabrik baja di Taiwan.
"Dia sempat cerita kecapean. Di hari dia meninggal, kami masih kontak lewat telepon, sekitar jam 2 siang. Saya sempat minta ke almarhum untuk ke dokter diantar kawannya dan nggak usah kerja dulu," katanya kepada Kompas.com, Sabtu (25/1/2014) sambil mengusap air mata.
"Saya nggak bisa ngantar karena saya juga kerja. Kami bekerja di tempat yang berbeda," tambah Dina yang sudah 3 tahun bekerja di Taiwan.
Akhirnya pada Selasa sekitar pukul 20.00, Dina Mariana memeroleh kabar bahwa suaminya telah meninggal dunia. "Sampai di rumah sakit, saya sudah menemui suami saya yang meninggal. Dan dokter menjelaskan kalau jantung suami saya tidak bekerja normal. Jelasnya saya nggak paham. Beberapa hari sebelumnya teman suami saya juga ada yang meninggal asal Lampung. Kecapean juga katanya," ungkap ibu dari dua anak Farel (6) dan Falen (4).
Jenazah Agus Suryanto tertahan selama kurang lebih 10 hari di Taiwan menunggu proses administrasi dan baru diterbangkan didampingi istrinya dari Taiwan dan transit di Singapura. "Semalam sekitar jam 12 malam tiba di surabaya dan dibawa pake ambulans ke Banyuwangi dan langsung dimakamkan Sabtu pagi tadi," jelasnya.
Yang disesalkan Dina Mariana, biaya kepulangan jenazah suaminya dibebankan pada asuransi yang diterima almarhum suaminya. "Suami saya sudah 3 kali bekerja di Taiwan. Terakhir berangkat Januari 2013 lalu di pabrik yang berbeda. Yang saya tahu, banyak tenaga kerja yang ilegal saat meninggal biaya kepulangannya gratis. Tapi suami saya yang lewat jalur resmi, (biaya pemulangannya) malah dipotong dari asuransi. Kan sama saja dibebankan kepada kami. Saya pasrah saja, yang terpenting suami saya dipulangkan ke Indonesia dan segera dimakamkan," jelasnya.
Bahkan menurut Dina, belum jelas kapan asuransi suaminya cair. Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Banyuwangi Alam Sudrajat kepada Kompas.com Sabtu (25/01/2014) mengaku akan terus mengawal kasus-kasus yang menimpa tenaga kerja Indonesia asal Banyuwangi.
"Untuk almarhum Agus, kami akan terus mengusahakan agar hak-hak dia seperti asuransi untuk segera diberikan kepada keluarga," jelasnya.
Alam menegaskan pihaknya akan terus mempertanyakan hal tersebut kepada perusahaan yang memberangkatkan almarhum. "Perusahaan resmi yang memberangkatkan almarhum dari Pasuruan. Dan jika ada indikasi pelanggaran, maka kami akan melaporkan untuk menimbang kembali perijinannya," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.