Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marzuki Alie: Soal Kabar Pimpinan KPK ke Cikeas, Loyalis Anas Bermanuver!

Kompas.com - 10/01/2014, 02:28 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kabar bahwa Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto mendatangi Cikeas, kediaman Presiden yang juga adalah Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, disebut sebagai manuver dari para loyalis mantan ketua umum partai itu, Anas Urbaningrum.

"Saya tidak melihat yang bersangkutan (Anas) melawan Partai Demokrat dan KPK. Bahwa ada pengikut-pengikutnya yang membangun persepsi, itulah politik," kata Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie, seusai pidato politik di Kantor Sekretariat Komite Konvensi Partai Demokrat, Jakarta, Kamis (9/1/2014).

Menurut Marzuki, manuver itu adalah upaya untuk mengalihkan isu terkait kasus dugaan suap Hambalang yang menimpa Anas. Karena politik adalah pertarungan, kata dia, Partai Demokrat punya tugas mengklarifikasi dan membuat counter issue untuk menegaskan posisi partai.

Marzuki mengatakan, manuver semacam itu tak perlu dilayani. Sebagai partai berlegitimasi konstitusi, apalagi merupakan partai penguasa, Partai Demokrat tak perlu berhadapan dengan organisasi kemasyarakatan Perhimpunan Pergerakan Indonesia bentukan Anas yang baru seumur jagung. "Yang penting saling menghargai. Saling respek," kata Ketua DPR itu.

Selain itu, Marzuki berpendapat pula bahwa persoalan terkait isu melibatkan pimpinan KPK dan beberapa nama lain tersebut tak perlu diperpanjang lagi. Dia melihat persoalan sudah selesai karena Juru Bicara PPI Mamun Murod sudah meminta maaf. "(Akan tetapi) saya tidak mau masuk ke wilayah penegakan hukum. Saya konsisten tentang itu sejak dulu."

Sebelumnya, Mamun mengatakan dia mendapatkan informasi mengenai kedatangan Bambang ke Cikeas, didampingi Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana, pada Senin (6/1/2014). Namun ketika ditanya soal bukti pernyataannya itu, dia tak menjawab secara gamblang.

"Coba nanti diklarifikasikan ke Mas Bambang, dugaan kami mungkin ada permainan di balik ini, di kasus Anas," kata Mamun. Mamun pun menyebutkan rentetan tudingan untuk unsur pimpinan lain KPK, yakni Ketua KPK Abraham Samad, Wakil Ketua KPK Zulkarnain, dan Wakil Ketua KPK Adnan Pandupraja.

"Ada persoalan hukum yang menjerat mereka. Zulkarnain di Jatim, Adnan Pandu punya kasus di Kaltim, nanti akan ada yang buka; dan Abraham Samad dalam beberapa hal lebih tepat jadi jubirnya Ibas. Mungkin hanya Mas Busyro yang masih clear (bersih)," tutur Mamun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Respons Putusan MA, Demokrat: Bisa Ikut Pilkada Belum Tentu Menang

Respons Putusan MA, Demokrat: Bisa Ikut Pilkada Belum Tentu Menang

Nasional
Blok Rokan Jadi Penghasil Migas Terbesar Se-Indonesia, Jokowi Berikan Apresiasi

Blok Rokan Jadi Penghasil Migas Terbesar Se-Indonesia, Jokowi Berikan Apresiasi

Nasional
Tiru India, Pemerintah Siapkan PP Mudahkan Diaspora Balik ke Indonesia

Tiru India, Pemerintah Siapkan PP Mudahkan Diaspora Balik ke Indonesia

Nasional
Menpan-RB Dorong Kantor Perwakilan RI Terapkan Pelayanan Publik Terintegrasi

Menpan-RB Dorong Kantor Perwakilan RI Terapkan Pelayanan Publik Terintegrasi

Nasional
Putusan MA soal Usia Calon Kepala Daerah Dinilai Beri Karpet Merah Dinasti Jokowi

Putusan MA soal Usia Calon Kepala Daerah Dinilai Beri Karpet Merah Dinasti Jokowi

Nasional
Kunjungi Kantor Pusat DEC di China, Puan Tekankan Pentingnya Peningkatan Kerja Sama Antarnegara 

Kunjungi Kantor Pusat DEC di China, Puan Tekankan Pentingnya Peningkatan Kerja Sama Antarnegara 

Nasional
Isnaq Rozaq, Peternak Termuda DD Farm Jateng yang Tekun Gapai Mimpi Jadi Musisi

Isnaq Rozaq, Peternak Termuda DD Farm Jateng yang Tekun Gapai Mimpi Jadi Musisi

Nasional
Prabowo Bertemu PM Baru Singapura, Janji Lanjutkan Kerja Sama Bilateral

Prabowo Bertemu PM Baru Singapura, Janji Lanjutkan Kerja Sama Bilateral

Nasional
PDI-P Pertimbangkan Usung Anies di Jakarta jika Diusulkan Akar Rumput

PDI-P Pertimbangkan Usung Anies di Jakarta jika Diusulkan Akar Rumput

Nasional
Sempat Tidak Fit, Megawati Sapa Warga di Kantor PDI-P Ende

Sempat Tidak Fit, Megawati Sapa Warga di Kantor PDI-P Ende

Nasional
Sentil Projo, PDI-P: Pemimpin Partai Lahir dari Kaderisasi, Bukan Berupaya Perpanjang Kekuasaan

Sentil Projo, PDI-P: Pemimpin Partai Lahir dari Kaderisasi, Bukan Berupaya Perpanjang Kekuasaan

Nasional
PDI-P Ingatkan GP Ansor: Spirit NU untuk Merah Putih, Bukan Keluarga

PDI-P Ingatkan GP Ansor: Spirit NU untuk Merah Putih, Bukan Keluarga

Nasional
Profil Thomas Djiwandono, Ponakan Prabowo yang Dikenalkan Sri Mulyani ke Publik

Profil Thomas Djiwandono, Ponakan Prabowo yang Dikenalkan Sri Mulyani ke Publik

Nasional
Simbol Kedaulatan Energi, Jokowi Peringati Hari Lahir Pancasila di Blok Rokan, Dumai

Simbol Kedaulatan Energi, Jokowi Peringati Hari Lahir Pancasila di Blok Rokan, Dumai

Nasional
Lewat FGD, Dompet Dhuafa Berupaya Revitalisasi Budaya Lokal sebagai Sarana Pemberdayaan Masyarakat

Lewat FGD, Dompet Dhuafa Berupaya Revitalisasi Budaya Lokal sebagai Sarana Pemberdayaan Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com