Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penindakan Pelanggaran Kampanye Lemah

Kompas.com - 08/01/2014, 16:03 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Deputi Direktur Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Veri Junaedi menilai, penegakan hukum atas pelanggaran alat peraga kampanye masih lemah. Hal itu disebabkan koordinasi antara penyelenggara pemilu, baik Komisi Pemilihan Umum (KPU) Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) maupun pemerintah daerah (pemda), masih kurang.

"Mestinya memang ada komunikasi dan koordinasi yang baik antara penyelenggara pemilu dengan pemda. Kalau di Jakarta ini masih banyak yang melanggar alat peraga, karena belum ada koordinasi yang baik di antara mereka," ujar Veri di Kantor Perludem, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (8/1/2013).

Dia mengatakan, jika ada komunikasi yang baik, penertiban pelanggaran alat peraga kampanye bukan perkara yang sulit. Mencopot alat peraga, menurutnya, dapat dengan mudah dilakukan satuan polisi pamong praja (Satpol PP). Contohnya, Satpol PP Jawa Timur sangat aktif mencopot alat peraga kampanye yang dinilai tidak sesuai aturan.

Koordinator Divisi Legal Komisi Independen Pemantau Pemilu Putrawan mengatakan, di wilayah Bekasi, Jawa Barat, dan DKI Jakarta banyak ditemukan dugaan pelanggaran alat peraga kampanye. Salah satunya, peraga yang ditempel di batang pohon atau di depan rumah ibadah.

Pelanggaran lainnya yang ditemukannya adalah pemasangan baliho oleh calon anggota legislatif (caleg). Padahal, berdasarkan Peraturan KPU Nomor 15 mengenai Tata Cara dan Mekanisme Kampanye Pemilu, caleg dilarang memasang baliho.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com