Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terduga Teroris Bima Diduga Rekrut Anggota

Kompas.com - 17/12/2013, 13:42 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap terduga teroris Ruri Alexander alias Iskandar di Bima, Nusa Tenggara Barat, Senin (16/12/2013). Ruri diduga teribat dalam perekrutan dan pelatihan anggota kelompok teroris di Enrekang, Sulawesi Selatan dan Poso, Sulawesi Tengah.

"Peran Ruri Alexander, selain perekrutan terhadap beberapa orang yang berasal dari Bima, juga terkait perencanaan dan pelatihan kegiatan-kegiatan yang mereka (kelompok Abu Roban) persiapkan melakukan aksi bersama," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol) boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (17/12/2013).

Boy mengatakan, untuk melakukan aktivitasnya, Ruri Alexander menerima kiriman dana dari Abu Roban. Menurut dia, Abu Roban setidaknya mentransfer dana sejumlah Rp 47 juta kepada Ruri Alexander. Boy mengatakan, pelatihan untuk persiapan aktivitas dilakukan di Enrekang, Sulawesi Selatan dan Poso, Sulawesi Tengah. Dikatakan Boy, yang bersangkutan merupakan anak buah Abu Roban.

"Petugas melakukan penangkapan seorang tersangka yang terkait kelompok Abu Roban. Tempat penangkapan di Kabupaten Bima, atas nama Ruri Alexander alias Iskandar," ujarnya.

Abu Roban merupakan pentolan teroris yang tewas diterjang peluru Densus 88 Antiteror Polri di Batang dan Kendal, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Abu Roban merupakan pimpinan dari Kelompok teroris Mujahidin Indonesia Barat. Ia terlibat dalam beberapa kasus perampokan atau fai untuk pengumpulan dana di antaranya Bank BRI Lampung, BRI Grobogan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com