Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU Minta Menkeu Gulirkan Dana Pemilu Awal Januari

Kompas.com - 13/12/2013, 17:58 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) meminta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencairkan dana Pemilihan Umum 2014 pada awal Januari mendatang. Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay mengatakan, keterlambatan pencairan dana dikhawatirkan menganggu tahapan penyelenggaraan pemilu.

"Kami berharap Januari awal sudah dapat dana untuk Pemilu 2014. Karena banyak pekerjaan kami yang tidak bisa distop," ujar Hadar, di Kantor Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu, Jakarta Pusat, Jumat (13/12/2013).

Dia mengatakan, dalam pelaksanaan program pemerintah, Kemenkeu kerap terlambat menggulirkan dana yang bersumber dari APBN. Tetapi, kata dia, dana untuk pemilu tidak boleh terlambat diberikan. Menurut Hadar, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah memberikan sinyal agar anggaran pemilu segera dicairkan. 

Hadar berharap Menteri Keuangan Chatib Basri juga menunjukkan itikad yang sama.

"Mudah-mudahan menterinya juga menurunkan, seperti yang seharusnya. Kita tahu sering kali kan suka terlambat ya. Tapi untuk pemilu, tidak bisa kalau terlambat," kata Hadar.

Ia mengatakan, KPU tidak memiliki dana cadangan untuk membiayai tahapan pemilu selanjutnya. Disebutkannya, saat ini KPU mmbutuhkan dana untuk membayar honor petugas, pelatihan, operasional pemilu dan pengadaan logistik.

"Tidak ada yang boleh tertunda itu. Kalau tertunda, bisa berdampak serius" kata Hadar.

Sebelumnya, Komisi II DPR akhirnya menyetujui alokasi anggaran KPU) untuk 2014 sebesar Rp 15,41 triliun.

"Terhadap pagu anggaran KPU tahun 2014 sebesar 15.410.408.218.000, Komisi II DPR menyetujuinya untuk ditetapkan sebagai alokasi anggaran KPU tahun 2014," kata Wakil Ketua Komisi II DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Arif Wibowo, 22 Oktober lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Nasional
Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com