"Nanti kita coba dalam jangka panjang, tidak bisa tidak. Kereta api di dalam kota, itu harus elevating. Tidak bisa kita mempunyai persimpangan sebidang di kota begitu banyak," kata Boediono seusai menjenguk korban kecelakan kereta dan truk tangki di Rumah Sakit dr Suyoto, Selasa (10/12/2013).
Boediono menyatakan sudah meminta Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) serta Kementerian Perhubungan untuk mengkaji pembangunan jalur layang untuk KRL. "Kota lainnya yang di luar Jakarta pun yang cukup padat, saya kira ini perlu dilakukan," ujar Boediono.
Selain itu, untuk menghindari risiko terulangnya kecelakaan serupa, Boediono menyatakan bahwa langkah untuk memberikan keselamatan bagi pengguna jalan maupun pengguna jasa kereta api dalam jangka pendek adalah dengan membangun terowongan atau underpass di perlintasan sebidang padat lalu lintas. Menurut Boediono, pemerintah pusat tentunya akan mengambil bagian dalam bidang mana yang yang menjadi tugasnya bersama-sama dengan pemerintah daerah.
"Barangkali PT KAI, kalau ada tugas untuk mengurangi risiko tabrakan di perlintasan sebidang ini, kita buat underpass," kata Boediono.
Pagi ini Boediono mengunjungi korban kecelakaan KRL yang masih dalam perawatan di Rumah Sakit dr Suyoto, Bintaro, Jakarta Selatan. Boediono beserta istri, Herawati Boediono, datang sekitar pukul 08.40 dan disambut oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama serta sejumlah menteri lain.
Kedatangan Boediono mendapat pengawalan ketat dari petugas Pasukan Pengamanan Presiden, TNI, dan Polri. Setelah tiba di rumah sakit, Boediono beserta istri langsung masuk menuju lantai 4 untuk bertemu para korban.
Boediono sempat mengunjungi beberapa ruangan tempat para korban dirawat, yakni di Ruang Anyelir, Kenanga, dan Alamanda. Tampak hadir Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, Menteri Perhubungan EE Mangindaan, dan Wakil Menteri Pertahanan Safrie Syamsudin. Dalam kunjungannya tersebut, Boediono menyampaikan apresiasi terhadap penanganan dari RS dr Suyoto dan rumah sakit lain yang menangani para korban.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.