Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKB Sudah Buktikan, Rhoma Itu Magnet yang Tak Bisa Diabaikan

Kompas.com - 08/12/2013, 12:55 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar tak menampik popularitas raja dangdut Rhoma Irama menjadi magnet di sejumlah daerah. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa Rhoma menjadi salah satu kandidat calon presiden dari PKB.

"Di tiga titik saya tes. Hanya kasih selebaran Rhoma akan datang. Satu titik 10.000 orang, Rhoma jadi magnet," kata Muhaimin dalam diskusi PKB dan Masa Depan Politik Nahdliyin di Jakarta, Minggu (8/12/2013).

Contoh lainnya, lanjut Muhaimin, ketika dia menemani Rhoma di Jawa Barat. Rhoma kembali menjadi magnet di wilayah tersebut. Bahkan, PKB tak perlu mengeluarkan banyak biaya kampanye saat itu.

"Di Jawa Barat, hampir semua titik ketika Rhoma datang tidak usah sediakan transpor, konsumsi, dan tenda. Biasanya kalau partai bikin acara paling sengsara. Tidak mungkin partai bisa kumplin masa 1.000, saat ini enggak mungkin," katanya.

Tak hanya di Pulau Jawa, di Nusa Tenggara Barat pun Rhoma seolah menjadi primadona. Saat itu Muhaimin melihat bahwa penggemar Rhoma tak hanya usia di atas 35 tahun, tetapi juga anak muda.

"Di NTB, mobilnya Rhoma saja dielus-elus sampai enggak bisa jalan. Saya mengira yang cinta Rhoma sekitar 40 tahun atau 35 ke atas. Ternyata tidak, usia 20 juga," ujarnya.

Tidak ambisius jadi presiden

Sebelumnya, Rhoma mengatakan, jabatan presiden adalah musibah. "Kalau seandainya saya ditakdirkan jadi presiden, saya bukan alhamdulillah, tapi Inna Lillahi wa inna ilaihi raji'un. Jabatan presiden itu musibah," ujar Rhoma.

Dia mengatakan, jabatan presiden adalah tanggung jawab besar yang harus ditanggung dan bukan untuk bermegah-megah. Tanggung jawab sebagai presiden adalah tugas yang mulia. Karena itu, ia mengaku, ia harus menerima tugas yang diberikan kepadanya itu.

"Presiden itu bukan sebuah jabatan untuk bertolak pinggang, aksi bermegah-megah. Saya tidak berambisi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com