JAKARTA, KOMPAS.com - Membuat suatu bangunan ternyata juga bisa dikatakan sebagai salah satu pemborosan energi. Tetapi, kita bisa mengakalinya dengan membuat bangunan yang disebut green building. Bagaimana caranya?
Peneliti Puslitbang Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum Yuri Hermawan Prasetyo mengatakan, dengan membuat bangunan, secara tak langsung bisa menghemat energi. Konsep utama dari green building ini dengan meminimalkan sumber daya alam dan tidak merusak lingkungan.
"Jadi bukan selalu bangunan yang dipenuhi tumbuhan-tumbuhan hijau, tapi meminimalkan penggunaan SDA itu sudah dapat menghemat energi," ujarnya di Gedung Kementerian PU, Jumat (29/11/2013).
Yuri memberikan contoh, bangunan yang ada saat ini memiliki kecenderungan menggunakan sumber daya energi yang cukup besar. Penggunaan energi paling banyak pada bangunan adalah pada penggunaan listrik. Yuri mengatakan, penggunaan listrik untuk AC memiliki sumbangan terbesar, yakni sebanyak 60 persen dari penggunaan energi listrik.
Untuk udara yang panas seperti di Jakarta memang sangat membutuhkan AC. Tetapi, kita dapat mengakalinya dengan menciptakan banyak ruang untuk ventilasi dan perputaran udara di dalam bangunan.
Untuk mencegah udara panas yang terserap oleh dinding-dinding bangunan, dengan membuat dinding tebal dapat menghambat daya panas dari sinar matahari yang terserap melalui dinding bangunan.
Bahan bangunan yang dipilih pun dapat menghemat energi. Material yang dipilih harus dapat didaur ulang. Seperti baja, yang nantinya dapat didaur ulang kembali. Penggunaan solar shell yang dapat menyerap energi matahari dan diubah menjadi listrik.
"Bahan bangunannya juga harus lokal, dari sekitar, jangan didatangkan dari negara lain. Karena bisa menghasilkan emisi gas buang ketika pengirimannya," kata Yuri.
Yuri mengakui, memang untuk membuat green building ini diperlukan dana yang lebih besar dari pembangunan bangunan pada umumnya. Akan tetapi, green building dapat menekan biaya penggunaan energi yang jauh lebih rendah.
"Memang investasi awal lebih mahal 11 persen. Tapi lifetime-nya lebih panjang, biaya energinya juga lebih sedikit," pungkasnya. (adv)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.