Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemarahan Ani Yudhoyono Dinilai Hanya Spontanitas

Kompas.com - 18/10/2013, 14:39 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Melani Leimena Suharli ikut mengomentari marahnya Ani Yudhoyono di Instagram. Menurutnya, kemarahan Ibu Negara itu hanya reaksi spontan yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Melani menjelaskan, dirinya mengenal Ani dengan sangat dekat. Sepengetahuannya, sosok Ani sangat keibuan dan memiliki karakter yang mengayomi.

"Jadi tanggapan itu spontan saja. Bu Ani memang tipe orang yang ingin mengajari, ya seperti guru, ingin semua jadi pintar," kata Melani, di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Jumat (18/10/2013).

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan ini menuturkan, apa yang disampaikan oleh Ani Yudhoyono juga mengandung pesan agar masyarakat tak sembarangan memberi komentar. Ia meminta masyarakat memahami kondisi yang sebenarnya terjadi sebelum memberikan komentarnya.

"Mungkin Bu Ani sedang dalam suatu acara yang mengenakan batik, terus lewat di pantai yang bagus, jadi wajar kalau berfoto dan menggunakan batik di pantai," ujarnya.

Untuk diketahui, akun Instagram milik Ibu Negara Ani Yudhoyono kembali menjadi bahan perbincangan di media sosial. Bukan karena hasil karya Ani, melainkan karena komentar istri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu. Ani menyebut follower-nya "sangat bodoh".

Masalah itu muncul dalam foto keluarga SBY ketika berada di Pantai Klayar, Desa Sendang, Pacitan, Jawa Timur. Mereka yang berpose di pinggir pantai, yakni SBY dan Ani, Agus Harimurti Yudhoyono dan Annisa Pohan serta putrinya Almira Tunggadewi Yudhoyono alias Aira. Ada pula Edhie Baskoro Yudhoyono dan istrinya, Siti Rubi Aliya Rajasa. Mereka semua kompak mengenakan pakaian batik.

Rupanya, pakaian batik itu yang menjadi pemicu masalah. Salah satu follower Ani dengan akun @erie_nya berkomentar, "Baju batik sudah dikenakan di mana-mana, bukan hanya untuk acara resmi saja, namun juga acara setengah resmi, bahkan santai."

Entah mengapa sepertinya Ani merasa terganggu dengan komentar itu. Ia bereaksi dengan membalas @erie_nya, "Subhanallah, komentar anda yang sangat bodoh. Kok anda tidak berpikir bahwa kami sedang melakukan kunjungan dan mampir sebentar ke pantai itu sekalian lewat? Come on, apa tak ada komentar lain yang lebih bisa diterima siapa saja?"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com