Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kursi untuk "Si Raja Minyak"

Kompas.com - 20/09/2013, 10:48 WIB
Anita Yossihara

Penulis


KOMPAS.com — Masih ingat dengan "Poltak si Raja Minyak dari Medan", sebutan untuk seorang tokoh dalam sinetron Gerhana yang tenar pada tahun 1999-2003?

Logat Batak berikut dandanannya yang khas dengan rambut cepak berkuncir panjang dan kalung emas melingkar di leher membuatnya diingat banyak orang. Satu kalimat Poltak yang paling diingat banyak orang adalah, "Aku si Poltak Raja Minyak dari Medan". Kalimat itu selalu dilontarkan Poltak bila sedang membanggakan diri sendiri.

Tokoh Poltak diperankan oleh pengacara Ruhut Sitompul.

Ruhut pernah menjadi anggota Partai Golkar. Namun, setelah Pemilu 2004, dia bergabung dengan Partai Demokrat. Di partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono ini, karier politiknya mulai menanjak. Pria asal Medan itu lalu terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2009-2014 dari daerah pemilihan Sumatera Utara III.

Meski sudah menjadi anggota DPR, kebiasaan Ruhut saat bermain sinetron masih dibawa-bawa. Pernyataan "Aku ini Poltak, si Raja Minyak dari Medan" masih kerap dia ucapkan.

Ruhut juga kerap melontarkan pernyataan kontroversial. Misalnya, dia siap memotong telinga jika ada aliran dana talangan untuk Bank Century yang mengalir ke Partai Demokrat dan Presiden Yudhoyono.

Meski Ruhut dikenal kontroversial, Partai Demokrat memilihnya sebagai Ketua Komisi III, menggantikan Gede Pasek Suardika. Pengumumannya dilakukan pada Rabu (18/9/2013) lalu.

Tentang penunjukannya sebagai Ketua Komisi III, sebenarnya sudah dilontarkan Ruhut sejak Juli 2013. Ia juga pernah mengatakan akan dilantik 20 Agustus. Hari itu, ia juga sudah mempersiapkan diri untuk dilantik, tetapi batal karena belum ada surat resmi dari Fraksi Partai Demokrat. Saat itu, Ruhut juga mengatakan, jabatan Komisi III merupakan hadiah dari Susilo Bambang Yudhoyono atas loyalitasnya kepada Ketua Umum Partai Demokrat tersebut.

Meski penunjukan Ruhut sebagai ketua komisi menjadi wewenang fraksinya, sejumlah keberatan disampaikan sebagian rekannya di Komisi III. Bahkan, muncul wacana penolakan.

Desmond J Mahesa dari Fraksi Partai Gerindra menyebut, Ruhut terlampau sering menyampaikan lelucon yang tidak cerdas. Akibatnya, Nasir Djamil dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera mengatakan, komisinya dapat menjadi komisi badut jika dipimpin Ruhut.

Di sela-sela sejumlah pendapat tentang penunjukan Ruhut sebagai Ketua Komisi III, satu hal yang pasti, menjelang diumumkan secara resmi memegang jabatan itu oleh Nurhayati Ali Assegaf, Ruhut menyebut Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR itu sebagai "Ibu Nurhayati yang cantik jelita". Padahal, tahun lalu, Ruhut pernah mengeluarkan kata "Mak Lampir".

Dalam politik, memang tak ada kawan dan lawan abadi, yang abadi hanya kepentingan. (ANITA YOSSIHARA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Profil Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta 'Reimburse' Biaya Renovasi Kamar, Mobil sampai Ultah Anak ke Kementan

Profil Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta "Reimburse" Biaya Renovasi Kamar, Mobil sampai Ultah Anak ke Kementan

Nasional
KPK Akan Undang Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta untuk Klarifikasi LHKPN

KPK Akan Undang Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta untuk Klarifikasi LHKPN

Nasional
Dian Andriani Ratna Dewi Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen di TNI AD

Dian Andriani Ratna Dewi Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen di TNI AD

Nasional
Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Nasional
Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Nasional
KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

Nasional
Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Nasional
Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Nasional
Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Nasional
Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Nasional
Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Nasional
Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Nasional
Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Nasional
Mengganggu Pemerintahan

Mengganggu Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com