Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD: Tak Ada Capres Istimewa

Kompas.com - 19/09/2013, 18:42 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menilai salah satu latar belakangnya maju sebagai kandidat calon presiden karena tidak adanya kandidat yang istimewa. Kandidat-kandidat capres yang saat ini ada dinilai hanya mengandalkan elektabilitas, tanpa memedulikan integritas dan moralitas.

“Selama ini kan saya melihat capres yang ada tidak ada istimewanya. Andalannya hanya popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas. Tidak ada integritas dan moralitas,” ujar Mahfud saat berkunjung ke redaksi Kompas.com, Kamis (19/9/2013).

Dengan situasi seperti itu, dan didorong dukungan sejumlah kiai, Mahfud pun memutuskan maju sebagai capres. “Jadi ya sudah, saya akan tampil untuk menjadi (calon) alternatif,” katanya.

Mahfud mengklaim mendapat dukungan dari kalangan kampus, ulama, hingga aktivis lembaga swada masyarakat (LSM). Dukungan itu muncul, kata Mahfud, lantaran dinilai berhasil memimpin Mahkamah Konstitusi. Ketika itu, ia mampu menggungkap praktik mafia hukum peradilan.

“Dulu dikatakan mafia hukum itu bohong. Setelah muncul putusan itu, saya dianggap berani dan mencerminkan kejujuran. Maka saya akan tampil dengan modal itu,” imbuh Mahfud.

Saat ini baru Partai Golkar, Partai Hanura, dan PAN yang sudah mendeklarasikan calon presidennya. Partai Golkar mengusung Aburizal “Ical” Bakrie, Partai Hanura mengusung duet Wiranto-Hary Tanoe, sementara PAN menjagokan Hatta Rajasa.

Selain itu, Partai Gerindra meski belum melakukan deklarasi tetapi arah dukungannya menuju kepada Prabowo Subianto. Nama Mahfud MD menyeruak di antara para kandidat capres itu. Mahfud menyatakan akan tetap maju sebagai capres dari PKB. Hal ini karena dia memang dari awal berasal dari partai itu.

“Maka dari itu juga, akhirnya saya memutuskan tidak ikut konvensi. Saya ini orang PKB, jadi miqot (tempat mengambil niat ibadah) harus juga dari PKB,” ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan Agar Anggaran Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan Agar Anggaran Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com