"Didatangin Nazarnya. Jadi saya jelasin saja, saya mohon doa kepada publik supaya didoakan dia, dia selamat-selamat saja," kata Elza di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Selasa (27/8/2013), seusai mendampingi Nazaruddin diperiksa sebagai tersangka kasus dugaan pencucian uang terkait pembelian saham perdana PT Garuda.
Pihak yang mendatangi Nazaruddin tersebut, kata Elza, mengancam akan membunuh Nazar jika membuka informasi tertentu kepada KPK. "Pokoknya mau mati atau mau hidup kamu semua," ucap Elza menirukan ancaman tersebut.
Elza juga mengungkapkan, ancaman bukan hanya ditujukan kepada Nazaruddin, melainkan juga kepada keluarga kliennya itu. Menurut Elza, kediaman Nazaruddin pernah dikirimi bom molotov oleh orang tak dikenal.
"Dan rumahnya Nazaruddin sudah dikirimi bom molotov," ucapnya.
Saat ditanya apakah pihak pengancam Nazaruddin berkaitan dengan partai penguasa saat ini, Elza membantah hal tersebut. Dia pun meminta KPK menjaga keamanan Nazaruddin.
"Enggak. Kalau kita ingin pembersihan negara kita dari korupsi, kita komitmen dengan KPK akan membantu, tapi tentunya kita juga harus dijagalah keamanannya," ujar Elza.
Pada Selasa ini, Elza mengatakan bahwa kliennya sudah menyampaikan ke KPK dugaan penyelewengan dalam sejumlah proyek pemerintah. "Yang jelas pendalaman Hambalang terus masalah e-KTP, sudah mulai dengan struktur siapa-siapanya kemudian dengan pembangunan Gedung MK dan Diklat MK," tutur Elza.
Dia pun mengaku sudah menyerahkan bukti-bukti kepada KPK. Pernyataan Elza yang mengaku telah menyerahkan bukti kepada KPK ini berbeda dengan pernyataannya saat memasuki Gedung KPK siang tadi. Sebelumnya, Elza mengatakan tidak jadi menyerahkan dokumen bukti kepada KPK dengan alasan berkasnya tertinggal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.