"Meski berbau parodi politik, kira-kira demikian isi sanubari masyarakat di seluruh Nusantara," ungkap aktor kawakan itu dalam siaran pers yang diterima pada Rabu (14/8/2013).
Menurut Roy, pementasan itu dilakukan dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan RI di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat. Setelah pementasan, Roy mengatakan, ia akan menyampaikan orasi. Acara ini juga akan diikuti Ketua Umum Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Muchtar Pakpahan yang turut bergabung dalam relawan Jokowi.
Deklarasi serupa juga akan dilakukan di Pontianak, TMP Tangerang, Kalimalang, dan Medan. Roy Marten tidak menampik adanya resistensi sebagian orang terhadap usulan Jokowi menjadi capres 2014.
"Tetapi, jawabannya sederhana. Jakarta kehilangan apa dan Indonesia dapat apa? Siapa saja yang menjawab pertanyaan ini dengan jujur, niscaya akan mendukung Jokowi (sebagai) presiden 2014," kata dia.
Ketua Panitia Syafti Hidayat mengatakan, Relawan Jokowi memilih merayakan Hari Kemerdekaan dengan cara ini sebagai media perjuangan untuk mewujudkan perubahan.
"Ide dasar Relawan Jokowi adalah perubahan. Jadi kami bukan bermula dari fanatik Jokowi, melainkan perubahan melalui Jokowi," ujar Syafti, yang juga salah satu Ketua DPP Relawan.
Menurut Syafti Hidayat, replika sejarah 1945 pada zaman sekarang dengan "menculik" Megawati ini seharusnya menjadi simbol pernyataan semua warga yang sadar politik, bukan hanya para relawan. Syafti menilai, saat ini Megawati menjadi King Maker yang didukung para pendukung fanatik Jokowi, yang kini sudah semakin bertambah.
Roy Marten menambahkan, selain melakukan deklarasi di sejumlah tempat komunitas, Relawan Jokowi juga sudah mulai menggalang dukungan secara konkret. Saat ini sudah ada 15 juta tanda tangan beserta fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) untuk petisi kepada PDI-P agar mengumumkan Jokowi sebagai capres 2014 sebelum pemilu legislatif (pileg).
"Tentu saja Relawan Jokowi akan mendukung PDI-P dalam pileg, asalkan sebelumnya sudah mengumumkan Jokowi menjadi capres," kata Roy Marten.
Petisi itu bisa dilakukan oleh masyarakat dengan mengirimkan e-mail ataupun melalui akun Facebook "Jokowi Presiden 7".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.