Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada yang Risih dengan Jokowi?

Kompas.com - 07/08/2013, 15:22 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kalau ada figur yang beberapa kali berhasil melakukan loncatan signifikan dan menyejajarkan dirinya dengan tokoh nasional dalam waktu yang relatif singkat, mungkin Joko Widodo contohnya.

Tak bisa dipungkiri, pria yang akrab disapa Jokowi ini adalah kader potensial milik PDI Perjuangan yang sempat memimpin Surakarta, kemudian loncat memimpin Ibu Kota. Beberapa saat memimpin DKI Jakarta, Jokowi menjadi jawara dalam berbagai survei pemilihan presiden (pilpres) yang dilakukan sejumlah lembaga.

Nama Jokowi yang sering dikaitkan dalam kompetisi pilpres tentu tak bisa dianggap angin lalu oleh partai politik peserta Pemilu 2014. Meski belum ada keputusan resmi dari PDI Perjuangan untuk mengusung Jokowi pada 2014, terakhir, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo sempat menyatakan pihaknya mulai mempertimbangkan Jokowi untuk maju sebagai calon presiden (capres).

Apakah Jokowi membuat risih tokoh lain yang akan maju dalam pilpres mendatang? Jawabannya mungkin saja karena Jokowi dihitung sebagai lawan terkuat bila akhirnya Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri merestui anak didiknya itu bertarung memperebutkan kursi RI 1.

Kerisihan partai politik menyikapi kehadiran Jokowi dalam pertarungan Pilpres 2014 ditanggapi berbeda-beda. Ada partai yang memilih bertarung head to head, ada juga yang memilih cara lembut, yakni dengan konsolidasi mengupayakan peluang koalisi.

Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Melani Leimina Suharli, mengatakan, pemenang konvensi calon presiden yang digelar partainya harus bisa mengalahkan semua capres dari partai lain, termasuk Jokowi. Menurut Melani, konvensi capres Partai Demokrat menjadi sia-sia bila akhirnya tak mampu memenangkan pilpres.

Melani mengatakan, pihaknya akan habis-habisan mendorong pemenang konvensi capres untuk memenangkan pilpres. Meski demikian, pernyataan Melani berseberangan dengan visi dari Hayono Isman yang berniat mengikuti konvensi. Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat ini mengaku, bila memenangkan konvensi, dia akan mengarungi pertarungan pilpres dengan fair dan penuh rasa persahabatan.

Sikap berbeda dipertontonkan oleh Gerindra yang mengaku bangga dengan terus melambungnya popularitas Jokowi. Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Martin Hutabarat, menyatakan pihaknya terus melakukan komunikasi intens dengan PDI Perjuangan untuk menyiapkan kemungkinan koalisi dalam pilpres mendatang.

Menurut Martin, Gerindra dan PDI Perjuangan memiliki kedekatan spesial dan seperti saudara serumpun. Bahkan, ia menilai, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto cocok berduet dengan Jokowi sebagai pasangan capres dan cawapres seperti pada 2009 lalu di mana Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menjadi calon presiden dan didampingi oleh Prabowo.

"Bagi Gerindra, akan jadi kebanggaan Pak Jokowi disukai jadi gubernur dan cawapres. Kami akan selalu seperti orang dalam, satu rumpun dan saling memercayai. Sejak 2009, hubungan itu selalu terjaga," kata Martin.

Langkah Gerindra menyikapi kehadiran Jokowi dalam belantika politik nasional hampir sama dengan yang ditunjukkan oleh Partai Amanat Nasional (PAN). Ketua Majelis Pertimbangan PAN Amien Rais mengaku tak ingin terlalu ambisius mengusung Ketua Umum PAN Hatta Rajasa sebagai capres. Ia memilih realistis dan siap menerima kenyataan jika pada akhirnya PAN hanya bisa mengusung Hatta sebagai cawapres.

Amien menegaskan, Hatta akan diduetkan dengan tokoh nasional yang berasal dari tanah Jawa. Namun, tokoh tersebut harus memiliki visi dan misi perjuangan yang sama dengan yang diusung PAN. Menurut Amien dan berdasarkan masukan dari rekan-rekannya yang menjadi dosen Universitas Gadjah Mada, Hatta sangat cocok menjadi cawapres mendampingi Jokowi.

"Jokowi dengan Pak Hatta. Karena pertimbangannya apa? Jokowi-Hatta Rajasa, itu kan mirip-mirip dengan Bung Karno dengan Hatta," kata Amien.

Langkah apa pun yang dipilih setiap partai untuk menyikapi kehadiran Jokowi harusnya tidak mencederai pesta demokrasi lima tahunan ini. Suka tidak suka, saat ini Jokowi telanjur diprimadonakan.

Peneliti dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), J Kristiadi, menilai pencalonan Jokowi sebagai presiden sudah tak dapat ditunda-tunda lagi. Ini peluang terbaik bagi PDI Perjuangan saat memiliki kader setia yang diprediksinya bakal menang mudah di Pilpres 2014.

"Jokowi itu bisa dengan siapa saja, bersanding dengan daun pun pasti menang," kata Kristiadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com