Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harrier, Vellfire, dan Aliran Dana ke Kongres Demokrat untuk Anas Urbaningrum

Kompas.com - 16/07/2013, 08:20 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan dugaan hadiah lain yang diduga diterima mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. Hadiah itu berupa Toyota Vellfire. Sebelumnya, KPK menduga Anas juga menerima hadiah Toyota Harrier.

Ketua KPK Abraham Samad menegaskan, pemberian yang diduga diterima Anas ada yang berupa aliran dana untuk membiayai pemenangan Anas dalam Kongres Partai Demokrat 2010.

"Yang lain-lain itu dana ke kongres," kata Abraham, saat ditemui di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Senin (15/7/2013).

KOMPAS IMAGES/VITALIS YOGI TRISNA Ketua KPK, Abraham Samad menemui Warga Pendukung Pemberantasan Korupsi di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (4/10/2012).
Kini, KPK masih terus mendalami hadiah-hadiah lain yang diduga diterima Anas tersebut. Dugaan awalnya, masih banyak pemberian lain yang diterima Anas saat dia masih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

Abraham juga mengatakan, dugaan korupsi yang diduga melibatkan Anas ini nilainya tergolong besar.

"Banyak, ini besar," ucapnya.

Mengenai pemberian Vellfire, Wakil Ketua KPK Zulkarnain mengungkapkan bahwa dugaan ini akan terus didalami penyidik. "Biar didalami penyidik," katanya.

Zulkarnain tidak membeberkan lebih lanjut mengenai dugaan penerimaan Vellfire karena termasuk materi penyidikan KPK yang belum dapat diungkapkan ke publik.

Sebelumnya, Zulkarnain juga mengungkapkan bahwa peran Anas yang dilihat KPK, antara lain lewat pengurusan sertifikat tanah untuk proyek tersebut. Sejauh ini, KPK belum memeriksa Anas sebagai tersangka penerimaan hadiah terkait proyek Hambalang.

Saat menetapkan Anas sebagai tersangka sekitar akhir Februari 2013, KPK menyebut keterlibatan Anas bukan hanya dalam pengadaan proyek Hambalang. Ada proyek-proyek lain yang belum dapat diungkapkan KPK ke publik.

Kendati belum memeriksa Anas, belakangan ini KPK intensif memeriksa saksi. Sejumlah saksi dari kalangan hotel, panitia kongres Partai Demokrat, dan anggota tim sukses Anas, telah dipanggil untuk diperiksa.

"Kita berdoa saja agar cepat selesai. Kasus hambalang ini lebih intensif lah pemeriksaannya," kata Juru Bicara KPK, Johan Budi, Senin (15/7/2013).

Anas dan Alphard

Sebelumnya, saat masih menjalani sidang perkara korupsi pembangunan wisma atlet SEA Games beberapa waktu lalu, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin pernah membeberkan dokumen kepemilikan Anas atas mobil Toyota Alphard. Dalam fotokopi buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB) yang ditunjukkan Nazaruddin, Anas ternyata memiliki mobil Toyota Alphard tahun pembuatan 2007 atas namanya sendiri.

KOMPAS/ALIF ICHWAN Terpidana suap Wisma Atlet, Muhammad Nazaruddin, memenuhi panggilan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Kamis (14/2/2013). Nazaruddin diperiksa sebagai saksi DS, terkait penyidikan proyek pembangunan sport center Hambalang, Jawa Barat.
Fotokopi BPKB tersebut juga mencatat ada perubahan identitas kepemilikan Toyota Alphard dari sebelumnya dimiliki oleh PT Anugerah Nusantara menjadi milik Anas Urbaningrum. Fotokopi BPKB yang ditunjukkan Nazaruddin itu juga menyebut perubahan kepemilikan Toyota Alphard dari PT Anugerah Nusantara ke Anas Urbaningrum berdasarkan kuitansi tertanggal 15 Agustus 2008.

Salah seorang penasihat hukum Anas, Patra M Zen, kepada Kompas, saat ditanya soal dugaan suap berupa pemberian Toyota Vellfire tersebut, mengatakan, KPK tengah mencari kesalahan kliennya itu.

Menurut Patra, Anas adalah orang baik sehingga dalam bepergian banyak orang yang bersedia meminjamkan mobil.

”Pak Anas orang baik. Kalau dia mau bepergian, banyak orang yang mau mengantarkan bahkan meminjamkan mobil. Poinnya, 22 Februari, Pak Anas ditetapkan tersangka, baru dicari-cari kesalahannya,” kata Patra.

Menurut Patra, banyak orang yang memiliki Toyota Vellfire dan bersedia meminjamkan kepada Anas saat berkeliling daerah. Namun, Patra tidak menjelaskan apakah kliennya tersebut tercatat memiliki Toyota Vellfire. Dia hanya menyebut, banyak mobil yang diparkir di rumah Anas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com