Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kini, Rumah yang Dibeli Hilmi Disebut Bukan Rumah Wakaf

Kompas.com - 05/07/2013, 10:02 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Rumah di Kampung Loji I Timur, Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, yang dibeli Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Hilmi Aminuddin dikatakan bukan rumah wakaf. Hal ini menurut pengakuan Elin, anak pemilik awal rumah yang mengaku pernah mengurus peralihan hak rumah tersebut.

Menurut Elin, rumah itu adalah milik orangtuanya, Haji Zaenal. Rumah yang luasnya sekitar 500 meter persegi itu kemudian diberikan Zaenal kepada putri bungsunya, Isma, yang merupakan menantu Hilmi. Selanjutnya, sekitar 2002, rumah itu dijual Isma kepada Hilmi.

"Jadi orangtua saya itu ngasih ke adik saya yang paling kecil, semasa masih hidup. Anaknya ada 12, semua dikasih satu-satu. Nah yang dijual ke Hilmi itu kebetulan bagian adik saya yang paling kecil, jadi dikasih, bukan wakaf, suratnya saya yang ngurus," tutur Elin saat dihubungi Kompas.com, Jumat (5/7/2013).

Elin membantah pernyataan Faizal Rahmat dan pendiri PKS Yusuf Supendi yang mengatakan bahwa rumah tersebut merupakan rumah wakaf. Sebelumnya Faizal mendatangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi untuk mengajukan protes karena rumah yang menurutnya rumah wakaf tersebut disita KPK. Faizal juga anak dari pemilik awal rumah, Haji Zaenal.

Menurut Faizal, rumah itu dibeli Hilmi dari Isma kemudian dijual Hilmi kepada mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. Dari tangan Luthfi-lah, KPK menyita rumah tersebut karena diduga bagian dari tindak pidana pencucian uang yang dilakukan Luthfi.

Sementara menurut Elin, rumah tersebut bukanlah rumah wakaf. Elin mengungkapkan, Faizal sejak awal memang berniat menjadikan rumah itu sebagai wakaf. Namun, menurutnya, sang ayah, Haji Zaenal, tidak setuju untuk mewakafkan rumah tersebut.

"Ini hibah orangtua ke anak. Kebetulan Pak Faizal ingin wakaf, tapi Bapak tidak setuju diwakafkan," ungkap Elin.

Sebagai gantinya, lanjut Elin, keluarga memberikan sebidang tanah untuk diwakafkan.

"Ibu saya lalu wakafkan bukan rumah, tapi tanah, sebidang tanah untuk masjid, bukan yang dijual ke Hilmi," tambahnya.

Lebih jauh, Elin mengungkapkan, Hilmi membeli rumah di Cipanas itu dari adik terkecilnya dengan harga sekitar Rp 500 juta pada 2002. Elin mengaku tidak tahu jika kemudian rumah itu dijual Hilmi kepada Luthfi.

Sejak Haji Zaenal meninggal, kata Elin, Hilmi jarang bertandang ke Cipanas. Elin juga menyayangkan sikap Faizal yang menurutnya telah menyebarkan informasi yang salah kepada media.

"Kebetulan adik saya (Faizal) mungkin ingin cari sensasi saja. Dia dulu wartawan, lalu dia juga pernah main sinetron, sekarang mau jadi penyanyi," ucap Elin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com