Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruhut: Usung Wiranto-Hary Tanoe, Hanura "Bunuh Diri"

Kompas.com - 02/07/2013, 15:39 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul menilai, Partai Hanura "bunuh diri" dengan pengusungan Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo sebagai bakal calon presiden dan calon wakil presiden pada Pemilihan Presiden 2014. Menurut Ruhut, pencalonan itu terlalu dini karena dilakukan sebelum pemilu legislatif yang menjadi tolok ukur untuk bisa memutuskan pengusungan capres dan cawapres.

"Ini terbilang nekat karena kalau melihat sekarang, bagi Hanura, mencalonkan capres dan cawapres sangat sulit. Dalam matematika politiknya adalah tindakan 'bunuh diri' namanya," ujar Ruhut di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (2/7/2013).

Ruhut mengungkapkan, RUU Pemilihan Presiden hingga kini masih digodok parlemen. Dalam dinamika yang berkembang sekarang, kata Ruhut, partai-partai justru mendukung agar presidential threshold yang menjadi syarat parpol bisa mengajukan capres tidak diubah dari Undang-Undang Pilpres yang sudah ada.

TRIBUNNEWS/DANY PERMANA Calon presiden dan wakil presiden yang diusung Partai Hanura Wiranto (kiri) dan Hary Tanoesoedibjo saat acara deklarasi capres-cawapres dari Partai Hanura di Jakarta, Selasa (2/7/2013). Sebelum diusung sebagai cawapres Partai Hanura, Hary Tanoesoedibjo sempat bergabung dengan Partai Nasdem yang dipimpin Surya Paloh.

Dalam aturan itu, presidential treshold ialah 20 persen kursi di parlemen dan 25 persen suara di tingkat nasional.

"Kemungkinan bahkan PT untuk Pilpres 2014 akan tetap 20 persen. Maka, kalau Hanura suaranya sekarang dalam survei masih rendah, jelas mereka harus bekerja keras menaikkan elektabilitasnya. Yang menurut saya, usaha ini sangat susah untuk dilakukan," papar Ruhut.

Selain itu, ia menilai, langkah Hanura yang sudah jauh-jauh hari menetapkan capres dan cawapres yang diusungnya juga menutup peluang berkoalisi dengan partai lain. Padahal, dalam peta persaingan saat ini, menurutnya, akan ada banyak parpol yang mendapat kursi di parlemen. Oleh karena itu, perolehan suara partai politik tidak terlalu signifikan sehingga koalisi untuk mengusung capres dan cawapres menjadi harga mati.

"Jadi, dengan dia memajukan Wiranto-Hary Tanoe, tidak mungkin lagi cari koalisi karena partai-partai lain juga sudah punya kandidat capresnya masing-masing," kata Ruhut.

Seperti diberitakan, Partai Hanura akhirnya mendeklarasikan Wiranto-Hary Tanoe sebagai capres dan cawapres. Penetapan pasangan ini dilakukan setahun sebelum pelaksanaan pemilu legislatif. Di Partai Hanura, Hary Tanoe baru saja bergabung dan langsung dilantik sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu partai ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

    Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

    Nasional
    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com