Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kalau Modal Populer, Jadi seperti Presiden Idol"

Kompas.com - 10/06/2013, 16:54 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman menyatakan kesiapannya berkompetisi dalam konvensi calon presiden yang akan diadakan Partai Demokrat. Ia tak takut bersaing dengan sejumlah tokoh yang cukup populer, seperti Marzuki Alie dan Gita Wirjawan. Menurutnya, popularitas seseorang tak menjamin kapasitasnya sebagai pemimpin bangsa.

"Memilih presiden bukan semata-mata mengukur dari segi popularitas. Kalau popularitas yang dijadikan acuan, sama saja seperti memilih 'Presiden Idol' yang dipilih pakai SMS. Yang populer, dia yang menang," kata Irman seusai mengisi kuliah umum di Kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Senin (10/6/2013).

Meski demikian, ia mengakui, popularitas bisa menjadi salah satu tolok ukur dan pertimbangan mengusung seorang capres.

"Popularitas memang iya, tapi bukan segala-galanya," ujarnya.

Irman menambahkan, yang diperlukan dalam bursa capres adalah calon yang mengerti tantangan bangsa Indonesia ke depan. Selain itu, rekam jejak juga harus menjadi bahan pertimbangan seseorang mencalonkan diri sebagai capres.

"Harus ada semacam kesamaan pendapat tantangan apa yang dihadapi bangsa ini dua puluh tahun ke depan. Kalau hanya dilihat dari segi popularitas, nanti malah menjadi right man in the wrong place," kata Irman.  

Partai Demokrat akan mengadakan konvensi capres untuk menjaring calon yang akan diusungnya pada Pemilihan Presiden 2014. Saat ini, partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono itu tengah menggodok aturan main dan kriteria calon yang diperbolehkan mengikuti konvensi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com